iniriau.com, Pekanbaru - Dinas Kesehatan Riau akan terus menelusuri kasus dugaan cacar monyet di Kabupaten Kepulauan Meranti yang diduga merenggut nyawa seorang santri di salah satu pesantren di Meranti.
Hal ini disampaikan Plt Kadis Kesehatan Riau Widodo, Selasa (23/9) di Pekanbaru.
"Saat ini dalam tahap penyelidikan dan belum bisa dikonfirmasi. Kita terus berusaha untuk pengolahan medisnya, dengan mengambil langkah penyelidikan epidemiologi, pengambilan sampel dan spesimen. Semuanya dalam proses pengiriman ke dikirim ke Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan di Jakarta,” jelas Widodo.
IDinas Kesehatan hingga saat ini masih terus berkoordinasi dengan RSUD di Meranti dan pihak pondok pesantren di tempat kedua santri tersebut belajar.
Dari penjelasan Dinas Kesehatan Riau yang dikonfirmasi Selasa siang, 17 orang yang kontak dengan pasien, semua diisolasi dan diambil sampelnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Hingga saat ini, kasus cacar monyet inii baru diduga atau suspek, belum terjadi Monkeypox di Provinsi Riau,” jelas Widodo lagi.
Saat ditanya apakah ada rencana penutupan pesantren, Widodo menenangkan nantinya mengenai penutupan pesantren, Widodo menjelaskan isolasi tidak hanya dilakukan terhadap peserta yang kontak langsung, namun juga pengawasan terhadap seluruh kontak dan , kesehatan di lingkungan pesantren.
Selain itu, mengenai vaksinasi, Widodo menjelaskan, “Karena kasus ini masih suspek, kami belum bisa melakukan intervensi khusus terkait vaksinasi Monkeypox.” tukasnya menutup penjelasannya.
MPOX adalah penyakit infeksi zoonotik yang disebabkan oleh virus Monkeypox (MPXV), dengan gejala demam, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit kepala, dan rasa lemas. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, droplet pernapasan, maupun benda terkontaminasi.**