Iniriau.com, Jakarta - Imam Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Muchsin Alatas menyatakan bahwa ruang gerak Imam Besar FPI Rizieq
Shihab sudah dibatasi oleh keamanan Arab Saudi sejak bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Diketahui, Prabowo sempat berkunjung ke kediaman Rizieq di Mekah pada Juni lalu bersama Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
"Pencekalan itu bermula setelah pertemuan dengan Pak Prabowo dan ketum-ketum. Semua bermula dari situ," ucap Muchsin, Rabu (26/8).
Tak lama usai bertemu Prabowo, lanjut Muchsin, Rizieq ingin menuju ke Malaysia untuk melanjutkan studi doktoralnya. Akan tetapi, Rizieq tidak diperkenankan keluar dari Arab Saudi. Muchsin mengatakan Rizieq dilarang keluar dari Arab Saudi oleh pihak imigrasi.
"Waktu mau berangkat ke Malaysia, tiket sudah beli, anak-anaknya, imigrasinya sudah selesai, tapi giliran Habib Rizieq di imigrasi tidak bisa. Dicekal. Enggak boleh keluar," ujar Muchsin.
Rizieq lantas batal menuju ke Malaysia. Dia kembali ke kediamannya di Makkah.
Muchsin lalu membeberkan bahwa Rizieq juga sempat dicegat di tengah jalan. Kala itu, Rizieq baru selesai menyantap makan malam di sebuah restoran. Saat sedang berjalan menuju ke rumah, Rizieq dihampiri oleh sejumlah petugas.
"Begitu keluar [restoran], ditahan. Ya dilawan sama beliau," ucap Muchsin.
Petugas tersebut, lanjut Muchsin, lalu menunjukkan fotocopy paspor Rizieq. Petugas itu mengatakan bahwa paspor Rizieq palsu.
Rizieq tidak lantas menuruti pernyataan si petugas. Muchsin mengatakan Rizieq lalu mengeluarkan paspor dari kantungnya sendiri dan menunjukkan kepada para petugas yang mencegatnya.
"Kata Habib Rizieq, "ya betul, itu memang bukan paspor saya. Itu palsu. fotonya juga bukan foto saya yang benar". Foto kayak lagi sedang planga plongo di bandara ditempel di situ," ucap Muchsin menggambarkan situasi saat Rizieq dicegat petugas.
"Kalau mau paspor yang asli, dikeluarin dari kantung beliau. 'Ini paspor saya yang asli'. Mereka diam. Tetap mau dibawa. tidak bisa," lanjutnya.
Setelah itu, Rizieq bersama petugas lalu menuju kantor imigrasi untuk mengecek keabsahan paspor yang ditunjukkan Rizieq. Menurut penuturan Muchsin, pihak imigrasi tidak menemukan masalah dalam paspor Rizieq. Karenanya, Rizieq tidak jadi ditahan oleh petugas.
"Kita cek saja ke imigrasi. Di cek, ternyata paspor Habib Rizieq bersih, tidak ada masalah. Malu mereka. Akhirnya dilepas jam 4 subuh di jalan. Lumayan lama, dari jam 11 malam sampai jam 3 dan jam 4," tutur Muchsin.
Muchsin mengatakan setelah itu ruang gerak Rizieq semakin dibatasi. Rizieq tidak lagi diperkenankan ceramah di suatu tempat. Bahkan, jemaah dari Indonesia juga tidak selalu bisa bertemu dengan Rizieq.
"Jangankan ceramah, jamaah Indonesia saja yang mau bertemu enggak boleh. Itu semenjak masuk bulan haji kemarin saja," kata Muchsin.
"intinya zolim lah," lanjutnya.
Muchsin mengamini bahwa kabar Rizieq yang dicekal tidak terlalu terdengar di tanah air agar tidak ada gejolak di Indonesia. Menurutnya, Rizieq memang ingin berusaha sendiri untuk mencari jalan keluar tanpa harus digembar-gemborkan kepada publik.
Akan tetapi, karena diduga ada kekuatan kuat dari badan tertentu yang menjadi dalang, maka akhirnya Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama meminta Wakil Ketua DPR Fadli Zon untuk ikut membantu.
"Pak Fadli Zon katanya mau panggil Kepala BIN, Kemenlu. Nanti kita lihat benar atau enggak," ucap Muchsin.
Kedutaan Besar Indonesia untuk Arab Saudi membantah laporan mengenai pencekalan atau pembatasan pergerakan Rizieq Shihab di negara Timur Tengah tersebut.
"Soal pencekalan KBRI belum menerima nota verbal pemberitahuan dari Saudi," kata Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, saat dikonfirmasi, Rabu (26/9).
Melanjutkan pernyataannya, Agus berkata, "Kami menunggu informasi dari pihak Saudi karena yang tahu izin tinggal/visa masih berlaku atau tidak adalah otoritas Saudi. Kami tidak memiliki data tersebut". (irc/cnn)