iniriau.com, Pekanbaru - Kabar kemunculan harimau sumatera kembali menggemparkan masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Kali ini, predator dilindungi itu dilaporkan muncul di kawasan Kerumutan Utara, dan diduga memangsa ternak milik warga.
Menanggapi laporan tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau segera mengerahkan tim untuk menelusuri lokasi dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
“Kami segera menurunkan tim ke lokasi begitu menerima laporan. Fokus kami saat ini adalah menilai situasi dan mengantisipasi potensi konflik,” ujar Kepala BKSDA Riau, Supartono, saat ditemui di kantornya pada Senin (26/5).
Menurut informasi awal, kemunculan harimau terjadi beberapa hari lalu dan membuat warga sekitar waswas. Untuk memantau pergerakan satwa liar tersebut, BKSDA Riau menyiapkan kamera jebak (camera trap) jika ditemukan jejak atau tanda keberadaan harimau di sekitar lokasi.
Tak hanya di Inhil, laporan serupa juga mencuat dari daerah Menkapan, Sungai Apit, Kabupaten Siak. Namun, hingga saat ini BKSDA belum menerima laporan resmi terkait kejadian di wilayah tersebut.
“Kalau yang di Siak, memang beberapa kali terjadi kemunculan harimau. Lokasinya memang berada di dalam habitat aslinya,” tambah Supartono.
Sebagai mantan Kepala Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Supartono menekankan pentingnya keterlibatan warga dalam upaya konservasi ini. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tetapi meningkatkan kewaspadaan.
“Konflik bisa dicegah jika masyarakat cepat melapor dan tidak melakukan tindakan yang membahayakan diri maupun satwa,” jelasnya.
Upaya mitigasi ini menjadi langkah strategis untuk menjaga keseimbangan antara kelestarian harimau sumatera dan keselamatan warga yang hidup berdampingan dengan habitatnya.**