iniriau.com, PEKANBARU – Meski sejumlah wilayah di Riau sempat diguyur hujan pada Jumat (25/7/2025) sore hingga malam, kondisi cuaca secara umum masih didominasi panas dan kering. Hal ini menyebabkan lonjakan titik panas (hotspot) di berbagai provinsi di Pulau Sumatera.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sabtu (26/7/2025) pagi, tercatat sebanyak 231 titik panas terdeteksi di Sumatera. Provinsi Riau menjadi wilayah dengan jumlah hotspot tertinggi, yakni 56 titik.
"Cuaca panas berkepanjangan berpotensi meningkatkan risiko kebakaran lahan, apalagi jika angin kencang dan kelembapan udara rendah," ujar Moh Ibnu Amiruddin, petugas BMKG Stasiun Pekanbaru.
Selain Riau, sejumlah provinsi lain juga mencatat jumlah hotspot tinggi, di antaranya Bangka Belitung 37 titik, Jambi dan Sumatera Selatan masing-masing 36 titik, Aceh 35 titik, dan Sumatera Barat. 14 titik. Selanjutnya Bengkulu 9 titik, Lampung 5 titik, Sumatera Utara 2 titik dan Kepulauan Riau 1 titik.
Di Riau sendiri, Rokan Hilir menjadi daerah paling terdampak dengan 26 titik panas. Disusul Pelalawan dan Indragiri Hulu masing-masing 7 titik, Siak 5 titik, Kuantan Singingi dan Indragiri Hilir masing-masing 3 titik, Kampar 2 titik, serta masing-masing 1 titik di Bengkalis, Dumai, dan Kota Pekanbaru.
BMKG mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kondisi seperti ini harus segera direspons melalui patroli dan pemantauan lahan gambut secara berkala, agar tidak berkembang menjadi kebakaran yang meluas,” pungkas Ibnu.**