iniriau.com, Pekanbaru - Ketua Komisi III DPRD Riau Edi Basri meminta Direktur Utama dan Komisaris BUMD PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) yang baru terpilih di Rapat Umum Pemegang Saham, Ida Yulita Susanti bisa mengoptimalkan pendapatan dan dividen korporasi sebesar Rp50 milyar.
"Saya memang belum tahu banyak mengenai rekam jejak Ida Yulita Susanti. Cuma yang paling penting ketika seorang sudah ditunjuk memimpin suatu instansi atau organisasi, ya harus tunjukkan kinerjanya. Dengan anak perusahaan yang banyak harusnya pendapatan dan dividen PT SPR bisa mencapai Rp 50 milyar," jelas Edi Basri saat diwawancara iniriau.com, Kamis (21/8) di Pekanbaru.
Edi dengan tegas mengatakan, jangan jadikan perusahaan BUMD tempat latihan berusaha, atau untuk menempatkan orang-orang yang belum jelas kompetensinya. Apa lagi APBD Riau saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Kita semua tahu APBD Riau sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Perusahaan BUMD harus bekerja optimal, karena pendapatannya sebagai penopang APBD Riau. Ini bukan tempat latihan berusaha ya, apalagi uang yang dikelola perusahaan BUMD ini adalah uang rakyat, harus kembali ke rakyat," tegas Edi melanjutkan penjelasannya.
"Yang dipimpin itu perusahaan BUMD, jadi orang yang ditunjuk itu harus benar-benar punya kompetensi serta pengalaman mengelola perusahaan, plus latar belakang akademik yang baik," tutup Edi Basri mengakhiri wawancaranya, Kamis siang.
Rabu (20/8) lalu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Ida Yulita Susanti ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Yan Dharmadi sebagai Komisaris PT SPR.**