iniriau.com, BENGKALIS — Polemik aliran air di Parit Wonosari Tengah kembali mencuat setelah bangunan bendungan permanen di depan kolam arwana PT Dahlia Mekar Lestari dibongkar pada Selasa (25/11/2025). Pembongkaran dilakukan karena bangunan tersebut diduga memperlambat suplai air ke waduk Perumda Tirta Terubuk, sehingga berpotensi menekan produksi air bersih untuk masyarakat.
Pembongkaran struktur itu turut disaksikan Humas PT Dahlia Mekar Lestari, Wahyu Winarto. Parit yang membelah kawasan gambut tersebut menerima limpahan air dari kanal milik PT Meskom Agro Sarimas. Selama musim kemarau, parit ini sebelumnya sudah beberapa kali dibendung sementara oleh aparat untuk menahan laju api ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Desa Wonosari, Siswanto, mengatakan bendungan sementara berbahan karung pasir tidak pernah menghambat aliran secara signifikan. Kondisinya berbeda dengan bendungan permanen yang dibangun perusahaan kolam arwana, yang dinilai menciptakan kubangan sedalam hampir dua meter dan mengurangi pasokan air ke waduk PDAM.
Direktur Perumda Tirta Terubuk, Abel Iqbal, menegaskan parit tersebut merupakan salah satu jalur penting suplai air baku. “Sekitar empat puluh persen air waduk bergantung dari parit ini. Jika debit menurun, otomatis mengganggu kapasitas distribusi untuk pelanggan,” ujarnya.
Menanggapi tudingan bahwa bendungan permanen itu berkaitan dengan kebutuhan air kolam arwana, Humas PT Dahlia Mekar Lestari, Wahyu Winarto, memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa perusahaan tidak mengambil air dari parit seperti yang diduga.
“Sejak mulai beroperasi tahun 2021, kami hanya menggunakan air sumur bor. Bukan air parit, karena itu tidak aman untuk kesehatan ikan,” ujar Wahyu. Ia khawatir kualitas air parit yang mendapat limpahan dari kebun sawit masih mengandung residu pupuk.
Wahyu juga menjelaskan bahwa keberadaan bendungan permanen dimaksudkan sebagai langkah antisipasi kebakaran lahan, bukan untuk menahan air bagi kebutuhan kolam. Genangan air yang terbentuk, kata dia, justru membantu menjaga stabilitas air tanah di sekitar lokasi sumur bor.
“Silakan dibongkar, kami tidak keberatan. Yang penting jangan sampai habis total karena fungsinya untuk pencegahan karhutla,” pungkasnya.**