iniriau.com, Bengkalis – Paguyuban Keluarga Masyarakat Jawa (PKMJ) Kabupaten Bengkalis meresmikan Gedung Niti Trisno atau Pendopo Jawa di Desa Wonosari, Bengkalis. Peresmian dilakukan Bupati Bengkalis yang diwakili Staf Ahli Bupati Bidang SDM, Johansyah Syafri.
Pendopo Niti Trisno, hasil perjuangan hampir satu dekade warga dan tokoh Jawa, diharapkan menjadi pusat pelestarian seni, budaya, serta ruang kegiatan sosial lintas etnis. Ketua PKMJ Bengkalis, Masuri atau Mas Bagong, menyampaikan rasa syukur sekaligus menegaskan bahwa pendopo ini milik seluruh masyarakat.
“Gedung ini bukan hanya untuk orang Jawa. Semua boleh menggunakan. Pendopo ini kita bangun sebagai ruang bersama untuk membaur dan berkarya,” kata Masuri.
Ia juga berharap pendopo menjadi wadah pengembangan seni seperti gamelan, reog, campursari, dan kegiatan budaya lainnya. “Pendopo ini harus hidup dan produktif. Kami ingin generasi muda punya ruang untuk berkreativitas dan melestarikan budaya,” ujarnya.
Masuri turut menceritakan perjalanan PKMJ yang kini berusia 34 tahun dan semakin terbuka bagi seluruh masyarakat Bengkalis. Ia menegaskan semangat paguyuban yang menjunjung nilai rendah hati. “Seperti falsafah Jawa, aja bungah ing pangalem, aja susah ing panyacat. Kita fokus bekerja dan memberi manfaat,” tambahnya.
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Johansyah Syafri, pemerintah mengapresiasi kolaborasi warga Jawa dan menyebut pendopo sejalan dengan visi Bengkalis bermarwah, maju, dan sejahtera. Pendopo juga diharapkan menjadi pusat kreativitas, edukasi, promosi UMKM, hingga wisata budaya.
Peresmian ditandai pemotongan tumpeng dan penanaman pohon. Acara turut dihadiri Forkopimda, pimpinan perangkat daerah, tokoh adat, ketua paguyuban, dan ratusan warga Jawa dari berbagai kecamatan.**