Oleh Zulkarnain Kadir Pengamat Hukum dan Pemerhati Birokrasi
MEMASUKI Tahun Baru 2026, masyarakat Indonesia pantas menarik napas lebih lega. Setelah melewati tahun-tahun yang penuh dinamika politik, sosial, dan ekonomi, publik berharap satu hal sederhana namun mendasar: drama-drama yang melelahkan akal sehat segera berakhir, termasuk polemik panjang soal ijazah pemimpin negara.
Isu ijazah siapa pun tokohnya sesungguhnya bukan sekadar soal dokumen pendidikan. Ia telah menjelma menjadi cermin hubungan antara negara dan rakyat, antara kekuasaan dan kepercayaan.
Ketika polemik dibiarkan berlarut, yang lelah bukan hanya tokoh yang dipersoalkan, tetapi seluruh bangsa. Di saat dunia melaju cepat membahas kecerdasan buatan, energi hijau, ekonomi digital, bahkan eksplorasi luar angkasa, Indonesia justru masih disibukkan oleh perdebatan administratif yang seharusnya bisa diselesaikan secara tuntas dan bermartabat.
Publik pun bertanya, apakah energi bangsa akan terus habis untuk hal-hal yang seharusnya sederhana? Namun Tahun Baru selalu membawa kesempatan baru. Tahun 2026 semestinya menjadi titik balik, bukan untuk mengungkit masa lalu, melainkan menata masa depan. Menyudahi polemik, menguatkan kepercayaan.
Bangsa besar, bukan bangsa tanpa masalah, melainkan bangsa yang mampu menyelesaikan masalahnya dengan dewasa. Polemik ijazah, apa pun latar belakang dan sudut pandangnya, sudah seharusnya ditutup melalui mekanisme negara yang jelas, transparan, dan dapat dipercaya publik. Bukan untuk memenangkan satu pihak, melainkan untuk mengembalikan fokus bangsa pada hal-hal yang lebih penting.
Kepercayaan publik adalah modal utama pembangunan. Tanpa trust, kebijakan sehebat apa pun akan kehilangan makna. Dengan kepercayaan, bahkan langkah kecil bisa membawa dampak besar.
Indonesia Emas 2045: Lebih dari Sekadar Slogan
Indonesia Emas 2045 bukan sekadar target usia 100 tahun kemerdekaan. Ia adalah cita-cita kolektif: negara yang maju secara ekonomi, adil secara sosial, dan kuat secara moral. Untuk mencapainya, bangsa ini tidak cukup hanya dengan infrastruktur megah dan angka pertumbuhan tinggi, tetapi juga keteladanan, integritas, dan kejujuran di ruang publik.
Generasi muda Indonesia hari ini menatap masa depan dengan harapan besar. Mereka ingin bicara inovasi, kreativitas, dan kontribusi global bukan terus-menerus menyaksikan konflik elite yang berulang dan melelahkan.
Tahun baru, fokus baru
Tahun 2026 adalah momentum untuk mengakhiri polemik yang tidak produktif. Menguatkan transparansi dan kepastian hukum. Menggeser energi nasional ke pendidikan berkualitas, lapangan kerja, riset, dan kesejahteraan rakyat. Perbedaan pendapat akan selalu ada dalam demokrasi. Namun kedewasaan bernegara diukur dari kemampuan menyepakati penyelesaian, bukan memperpanjang perdebatan.
Di awal tahun ini, harapan publik sederhana, biarlah masa lalu menjadi pelajaran, bukan beban. Biarlah perdebatan memberi hikmah, bukan luka. Dan biarlah Indonesia melangkah maju dengan kepala tegak, menatap 2045 dengan optimisme.
Selamat Tahun Baru 2026. Saatnya Indonesia berdamai dengan masa lalu dan serius membangun masa depan..
Harapan Tahun Baru 2026 untuk Riau
Menutup luka lama, menata masa depan bersama. Memasuki Tahun Baru 2026, masyarakat Riau menitipkan satu harapan besar namun tulus: tidak ada lagi korupsi, tidak ada lagi OTT, dan tidak ada lagi persoalan hukum yang menggantung tanpa kepastian. Riau terlalu lama lelah oleh hiruk-pikuk kasus, konflik, dan drama kekuasaan yang menguras energi publik.
Sudah saatnya Riau berhenti berjalan di tempat.Tahun-tahun sebelumnya memberi pelajaran mahal. Operasi tangkap tangan, penggeledahan, pemeriksaan, dan proses hukum yang tak kunjung tuntas bukan hanya mencoreng wajah pemerintahan, tetapi juga memukul rasa keadilan masyarakat. Rakyat bukan anti-penegakan hukum, tetapi lelah melihat hukum seolah datang tanpa akhir yang jelas.
Saatnya Berpikir Baik dan Bergerak Bersama.
Tahun 2026 seharusnya menjadi momentum perubahan cara berpikir. Dari saling curiga menjadi saling menguatkan, dari kepentingan sempit menjadi kepentingan bersama. Politik kekuasaan yang penuh manuver dan konflik sudah semestinya ditinggalkan. Riau tidak kekurangan potensi, yang sering kurang hanyalah kekompakan dan ketulusan niat.
Semoga pemimpin yg ada merangkul semua pihak, anak dan kemenakan untuk visi bersama. Tak ada lagi bahasa ini masa saya, ini masa kami tapi ini masa bersama untuk membangun Riau.
Politik boleh tetap ada, demokrasi harus berjalan, tetapi politik yang memecah dan melukai rakyat harus ditinggalkan. Riau membutuhkan pemimpin yang bekerja dalam senyap, bukan ribut di panggung. Pemimpin yang sibuk menyelesaikan masalah, bukan menciptakan masalah baru.
Riau dan Visi nya menuju Kemakmuran bersama..Riau adalah negeri yang kaya bukan hanya sumber daya alam, tetapi juga budaya, sejarah, dan manusia yang tangguh. Namun kekayaan itu tidak akan berarti jika tata kelola terus rapuh.
Visi Riau ke depan harus sederhana namun kuat. Kemakmuran yang dirasakan, kesejahteraan yang merata, dan pembangunan yang adil. Pembangunan bukan sekadar beton dan angka, tetapi rasa aman, keadilan, dan kepastian hidup. Rakyat ingin bekerja tanpa rasa takut, berusaha tanpa pungli, dan berharap tanpa cemas akan masa depan.
Menutup masa lalu, membuka lembaran baru
Tahun Baru 2026 adalah kesempatan untuk menutup lembaran kelam tanpa dendam, namun dengan tekad agar tidak terulang. Penegakan hukum harus tetap berjalan, tetapi lebih penting lagi adalah pencegahan, keteladanan, dan sistem yang bersih.
Riau tidak butuh banyak slogan. Riau butuh kerja nyata. Riau tidak butuh janji panjang. Riau butuh hasil yang terasa. Jika pemimpin, birokrasi, tokoh masyarakat, dan rakyat bisa berpikir searah meninggalkan ego, menurunkan tensi politik, dan fokus pada tujuan besar maka Riau tidak hanya keluar dari bayang-bayang masalah, tetapi melompat menuju masa depan yang lebih bermartabat.
Di awal 2026 nanti, harapan itu sederhana namun mendalam, semoga Riau menjadi negeri yang tenang, pemerintahannya bersih, pembangunannya adil, dan rakyatnya sejahtera. Selamat Tahun Baru 2026 yang sebentar lagi akan kita songsong, selamat hari natal bagi yg merayakan. Saatnya Riau berdamai dengan masa lalu dan serius membangun masa depan untuk rakyatnya. Aamiin.**