Tingkatkan Kualitas Guru RA dengan Pelatihan K-13

Selasa, 00 0000 | 00:00:00 WIB
FOTO BERSAMA : Kepala Kemenag Pekanbaru Edwar S Umar (empat kanan), Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemko Pekanbaru Hj Mutia Eliza (tengah) berfoto bersama panitia saat kegiatan pelatihan Kurikulum 2013 guru-guru RA se-Kota Pekanbaru, Senin (6/2

PEKANBARU - Untuk meningkatkan kualitas guru dan kepala Raudatul Athfal (RA), Kelompok Kerja Kepala Raudatul Athfal (K3RA) menggelar pelatihan Kurikulum 2013 (K-13). Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh guru dan kepala RA se-Kota Pekanbaru tersebut digelar di Kaliandra Meeting Room, Graha Pena Riau, Senin - Selasa (6-7/2).

Sebagai pemateri K3RA Kota Pekanbaru menghadirkan narasumber dari Departemen Pendidikan, Pengurus Pusat Ikatan Guru RA (PP IGRA). Kedua pemateri yang hadir yaitu Herlinawati, S.Pd dan Handayani Suminar, S.Pd.

Ketua Panitia Penyelenggara  Dra Ermawati didampingi Koordinator Seksi Acara Dewi Elwisa, S.Psi mengatakan, pelatihan tersebut dilaksanakan untuk memperkenalkan K-13 kepada para guru RA. Sehingga guru RA semakin berkualitas dan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

‘’Namun selama ini pelatihan seperti ini masih digelar secara mandiri. Makanya kami harapkan ke depan Pemko Pekanbaru bisa secara khusus menggelar pelatihan serupa dengan melibatkan guru RA agar kompetisinya bisa ditingkatkan,’’ jelasnya.

Sementara itu Ketua K3RA Kota Pekanbaru Syukriyah, SE berharap dengan pelatihan yang digelar selama dua hari tersebut, guru RA lebih berkualitas dan menyesuaikan pendidikan di RA dengan kurikulum nasional.

’Kita ingin mempertajam pengetahuan gurunya tentang RA. Karena ujung-ujungnya kita ingin meningkatkan kualitas RA,’’ jelasnya.

Di sela-sela pelatihan, salah satu pemateri Handayani Suminar, S.Pd mengatakan guru-guru RA punya semangat yang cukup bagus untuk belajar. Sayangnya kesempatan yang dimiliki masih kurang karena pelatihan terbatas.

Ia memaparkan pelaksanaan K-13 di lapangan sudah mulai, namun masih terbatas karena pengetahuan guru RA yang belum lengkap. Sehingga hal ini menjadi tugas pihaknya untuk melengkapi pengetahuan para guru RA.

‘’Harapan kami usai pelatihan ini mereka langsung bisa praktik di sekolah masing-masing. Sehingga hasilnya lebih baik dari sebelumnya. Karena memang K-13 secara umum sama, tetapi secara khusus terlihat perbedaan,’’ sebutnya.

Perbedaan itu meliputi pendekatan sains, kompetensi, dan pendekatan lainnya. Namun dengan K-13, pembelajaran menjadi utuh yang didapat anak. ‘’Mulai dari spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan serta kompetensi lainnya,’’ jelasnya.



sumber: riaupos.co


Terkini