Iniriau.com, MERANTI - Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Said Asmaruddin, membuka pelatihan kerajinan anyaman se-Kepulauan Meranti Tahun 2019, yang digelar Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti.
Bertempat di Aula AKA Hotel, Jalan Terubuk, Kota Selatpanjang, kegiatan pelatihan menganyam tersebut diharapkan mampu membangkitkan kembali geliat seni menganyam di Kepulauan Meranti.
"Seni menganyam merupakan kerajinan nenek moyang terdahulu, kita mengapresiasi langkah yang dilakukan Disparpora. Lewat pelatihan ini akan kembali membangkitkan geliat seni menganyam, yang sempat tergerus oleh perkembangan zaman," kata Asisten II, Senin malam, (29/4/2019).
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, Said Asmaruddin juga berharap, seluruh peserta yang terlibat, serius mengikuti pelatihan. Ilmu dan teknik menganyam, yang diberikan oleh instruktur hendaknya dipahami sehingga bisa diaplikasikan nantinya.
"Kita harapkan peserta yang mendapat pelatihan, mengikuti seluruh rangkaian dengan baik, sehingga bisa mempraktekkan ilmu yang telah ia dapatkan nantinya," ujar Said lagi.
Dalam pelatihan menganyam kali ini, sebanyak 27 peserta dari 9 kecamatan dilibatkan dengan 3 perwakilan peserta di setiap kecamatannya. Tujuannya tak lain untuk membangun kreativitas, terutama mempertahankan seni menganyam di tengah-tengah masyarakat.
"Kita berharap lewat pelatihan menganyam ini, kualitas para pengrajin anyaman di Meranti bisa ikut meningkat," ujar Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Kreatif (e-kraft) Aziz Efendi.
Di sisi lain, pengembangan potensi kearifan lokal menjadi fokus dan kerja nyata Disparpora dalam mendorong kemandirian masyarakat.
"Kita harapkan, dengan memaksimalkan potensi kearifan lokal di setiap daerah, masyarakat bisa terdorong untuk berkreasi serta akan memberikan nilai tambah bagi peningkatan taraf ekonomi keluarga," terang Aziz lagi.
Sementara itu, Kepala Disparpora Meranti Rizki Hidayat berharap, seluruh peserta bisa mengikuti pelatihan dengan baik. Tak hanya sebatas menganyam, peserta juga di harapkan mampu mengembangkan kreativitas diri.
"Meski berbahan dasar daun pandan, jika dibuat dengan kreativitas tinggi, tentu akan menghasilkan karya seni anyaman yang memiliki nilai jual yang tinggi pula," sebut Rizki Hidayat.
Lewat pelatihan tersebut, seluruh peserta bebas berkreativitas menghasilkan karya anyaman daun pandan dengan berbagai kreasi. Namun demikian, Ilmu yang didapat dari instruktur, tak hanya dipraktekkan saat pelatihan, namun bisa diaplikasikan dengan mulai berkreasi sepulang dari pelatihan nantinya.
"Kita berharap, ilmu yang didapat mampu diaplikasikan serta bisa ditularkan ke warga lainnya, sehingga seni anyaman daun pandan bisa semakin menggeliat di Meranti," pungkas Rizki Hidayat. (Humas/006).