PEKANBARU - Berada di bagian paling belakang, ruang siswa dan siswi Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pekanbaru sempit dan tidak representatif lagi dipakai untuk belajar. Karena terlalu sempit belajar pun tidak merasa nyaman.
Kondisi itu yang dikeluhkan Kepala MAN 2 Pekanbaru Norerlinda kepada Kepala Bidang Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau Asmuni saat meninjau MAN 2 Pekanbaru, Kamis (16/2/17).
Ruangan yang disampaikan tidak kondusif oleh Norerlinda itu merupakan ruang belajar serta ruang praktik untuk program ketrampilan tata busana dan multi media. Itu merupakan program baru sekolah untuk menjawab tantangan zaman serta meningkatkan mutu lulusan.
Namun sayangnya program itu masih terkendala dengan sarana dan prasarana. Untuk itu ia berharap Kemenag Riau bisa memberikan dukungan serta memperhatikan kondisi tersebut.
“Kami berharap ke depan pihak Kementerian Agama Riau ada perhatiannya. Fasilitas sarana dan prasarana kami berharap Kemenag bisa men-support agar program kami bisa berjalan,” ungkap Norerlinda kepada wartawan, kemarin.
Pada kesempatan itu Asmuni melakukan peninjauan di MAN 2 Pekanbaru. Ia langsung menuju di bagian paling belakang tempat ruang praktik ketrampilan. Ruangan itu memang terlalu sempit dibandingkan dengan ruang belajar yang lainnya.
Di dalam ruangan yang sempit itu telah berisi peralatan mesin menjahit. Ada belasan mesin jahit di dalam ruangan sempit itu. Melihat kondisi itu Asmuni juga telah membuat catatan khusus. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci apakah Kemenag Riau bakal memberikan bantuan untuk membangun ruang program keterampilan itu.
Beberapa saat kemudian ia juga meninjau ruangan labor komputer. Di ruangan itu ia juga sempat bertanya tentang jumlah komputer. Kunjungan itu juga untuk melihat persiapan sekolah untuk melaksanakan ujian nasional berbasis computer (UNBK) yang bakal dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
sumber: riaupos.co