Mahasiswa Kukerta Unri Ajari Warga Teknik Mengolah Air Bersih

Mahasiswa Kukerta Unri Ajari Warga Teknik Mengolah Air Bersih
Rombongan Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau.

Iniriau.com, MERANTI - Rombongan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau, sosialisasikan teknik penjernihan air gambut dan pemanenan air hujan di Desa Ketapang Permai, Kecamatan Pulau Merbau, Kepulauan Meranti Riau. Kegiatan tersebut merupakan program pengabdian ke masyarakat oleh sejumlah Dosen dan Mahasiswa Kukerta Univeraitas Riau (UNRI).

Pengolahan dan penjernihan air bersih sengaja di pilih untuk di terapkan di Desa tersebut, mengingat di daerah itu merupakan daerah bergambut, sehingga pamanfaatan air bersih masih sangat minim. Sebagian besar warga masih memanfaarkan air gambut untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kegiatan ini sengaja kita pilih, untuk mengedukasi warga serta merubah kebiasaan masyarakat agar tau pentingnya manfaat  air beraih untuk kesehatan," ujar Ketua Tim pengabdian di Desa Ketapang Permai, Joleha, ST MT, Senin (29/7/2019).

Selain melakukan sosialisasi, Joleha bersama 10 Mahasiswa lainnya membuat alat penjernih air sederhana. Teknologi tepat guna, yang dibuat para mahasiswa tersebut memanfaatkan barang bekas, seperti kaleng ember cat dan pipa paralon.

Sedangkan untuk proses penjernihan, digunakan sejumlah material seperti pasir, batu, ijuk, arang, serta proses lainnya yakni campuran tawas dan kapur untuk menjernihkan air dan menurunkan kadar PH air.

"Teknologi tepat guna yang kita buat sangat sederhana. Hanya bermodal sekitar 100 ribu rupiah, kita sudah bisa merakit alat penjernih air tersebut," sebut Joleha.

Dari uji coba yang dilakukan, air gambut yang sebelumnya berwana coklat dengan PH 4, mulai berubah warna menjadi agak jernih, dan tingkat keasamannya pun berkurang. Teknologi tepat guna yang dibuat tersebut hanya bersifat prototipe, jika nantinya bisa di kembangkan lebih baik, tentu akan memberikan hasil yang maksimal, dalam mencukupi kebutuhan air bersih warga.

Sosialisasi yang di gelar Mahasiswa kukerta tersebut, mendapat respon positif dari warga setempat. Setidaknya ada sekitar 30 warga antusias mengikuti setiap tahapan yang di ajarkan.

"Agar program ini bisa bermanfaat dan terealisasi dengan baik, mahasiswa kita siap membantu merakit alat penjernih air, jika ada warga yang tertarik memiliki alat tersebut," terangnya wanita berkacamata itu.

Selain mensosialisasikan pengolahan air bersih, dalam kegiatan tersebut, Mahasiswa juga melakukan penanaman sekitar 800 pohon, seperti jenis tanaman matoa, nangka dan pohon gaharu.

"Penanaman pohon merupakan program inisiatif dari mahasiswa, mengingat di desa tersebut masih banyak lahan terlantar, sehingga penanaman pohon itu akan memberikan manfaat bagi warga," pungkas Joleha. (nae)

 

 

 

 

Berita Lainnya

Index