Jakarta, iniriau,com -- Wakil Presiden Maruf Amin bertemu dengan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong XVI sebelum menghadiri penobatan Kaisar Jepang, Naruhito, di Tokyo pada Selasa (22/10).
Dalam pertemuan tersebut, Maruf meminta Yang di-Pertuan Agong XVI memberi perlindungan kepada warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia.
"Raja ini punya kewenangan untuk mengampuni, karena itu saya menitipkan tenaga kerja kita di Malaysia supaya memperoleh perlindungan dari beliau dan dianggap anak-anak beliau. Bagaimana beliau memperlakukan supaya raja juga merespons dengan baik karena kita punya banyak tenaga kerja di Malaysia," ujar Maruf melalui keterangan tertulis.
Lihat juga: Lawatan Perdana, Ma'ruf Akan Hadiri Penobatan Kaisar Jepang
Selain itu, keduanya juga membahas upaya perlawanan terhadap diskriminasi ekspor sawit. Ma'ruf mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia sama-sama menjadi negara penghasil terbesar sawit.
"Kita ajak Malaysia bekerja sama melawan upaya-upaya diskriminasi supaya sawit kita memperoleh perlakuan yang wajar saat kita ekspor," katanya.
Maruf juga mengajak Malaysia bekerja sama menangkal perkembangan Islam radikal. Ketua Umum MUI itu mengatakan bahwa sebagai negara mayoritas Muslim, Indonesia perkembangan Islam yang damai, toleran, rahmatan lil alamin, dan Islam wasathiyah sehingga relasi kedua negara tetap kondusif.
Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, dalam pelantikan dirinya dan Joko Widodo sebagai presiden dan wapres pada Minggu (20/10).
"Terima kasih juga atas ucapan selamat dari pemerintah dan rakyat Malaysia," ucapnya.
Ma'ruf melakukan kunjungan kerja ke Jepang sejak Senin (21/10). Ia menggantikan Jokowi menghadiri penobatan Kaisar Naruhito.
Upacara penobatan itu digelar siang ini di The Seiden (State Hall) Imperial Palace. Naruhito sendiri diangkat sebagai Kaisar Jepang pada Mei lalu menggantikan sang ayah, Kaisar Akihito, yang memutuskan turun takhta.
Gelaran upacara tersebut sempat terancam tertunda setelah Jepang dihantam topan Hagibis pada pekan lalu. Topan super dan terpanjang itu mengakibatkan hampir 80 orang tewas dan sejumlah wilayah di Jepang porak-poranda. (irc/cnnindonesia)