Masker Langka, Aidil Amri Dorong UMKM Produksi Masker Skala Besar

Masker Langka, Aidil Amri Dorong UMKM Produksi Masker Skala Besar

Iniriau.com, PEKANBARU - Jauh-jauh hari sebelum Pandemik Virus Corona atau Covid-19 menyerang Indonesia, keberadaan masker sebagai pelindung wajah dari virus dan bakhteri justru mendadak langka dipasaran. Guna mengantisipasi kelangkaan dan mahalnya harga masker saat ini, DPRD Pekanbaru menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menggandeng para pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Pekanbaru untuk memproduksi masker dalam jumlah besar. 

Padahal sebelumnya, keberadaan masker sangat mudah didapatkan terutama di Provinsi Riau karena hampir setiap tahun selalu dilanda bencana kabut asap. Rata-rata, setiap apotik dan toko swalayan kehabisan stok masker sehingga membuat warga kebingungan karena wabah Covid-19 mulai merebak. 

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Pekanbaru, Aidil Amri menyebutkan, bahwa peluang ini sebetulnya bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM yang bergerak dibidang jasa konveksi untuk memproduksi masker dalam jumlah besar. Kendati demikian, masker yang diproduksi tetap harus memenuhi standar kesehatan dan tidak dibuat asal-asalan. 

"Kelangkaan dan naiknya harga masker juga terjadi di daerah lain. Sehingga menjadi permasalahan bagi kita semua. Namun dengan adanya UMKM yang selama ini dibina Pemerintah setempat, kita harapkan bisa sedikit membantu mengatasi persoalan ini. Pemko tinggal minta Dinas Kesehatan atau produsen masker untuk memberikan ilmu atau bahan tambahan ke UMKM, agar hasil masker memenuhi SNI. Jika ini dilakukan, saya yakini bisa menstabilkan stok dan harga masker di pasaran guna mencegah permainan harga oleh para spekulan," kata Aidil kepada Iniriau.com, Rabu (01/04).

Selain susah mendapatkan masker, juga terjadi kelangkaan hand sanitizer dan cairan desinfektan sebagai pelindung awal warga dalam menangkal wabah Covid-19. Pemko Pekanbaru melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru diminta untuk aktif melakukan razia, guna menghindari adanya praktek spekulan atau penimbunan. **

Berita Lainnya

Index