Usai Wuhan, Giliran Kota Shulan, China, Lockdown karena Corona

Usai Wuhan, Giliran Kota Shulan, China, Lockdown karena Corona

Iniriau.com - China tengah menghadapi gelombang baru infeksi virus corona. Usai lockdown di lokasi awal virus corona, Kota Wuhan, Provinsi Hubei, berakhir, tak lantas China terbebas dari pandemi ini.

Saat ini, pemerintah China melakukan lockdown Kota Shulan, Provinsi Jilin, China Timur Laut, yang berbatasan langsung dengan Korea Utara. Lockdown dilakukan setelah adanya 11 kasus baru virus corona yang dikonfirmasi pada Sabtu (9/5), semuanya merupakan kasus dalam negeri.

Dilansir Xinhua, Selasa (12/5), otoritas di Shulan telah mengambil berbagai pembatasan dalam menerapkan lockdown, termasuk membatasi lalu lintas, menutup taman hiburan, perpustakaan dan kafe.

Siswa kelas tiga di SMP dan SMA yang sebelumnya kembali ke sekolah, kini harus belajar secara online dari rumah.

Pada Minggu (10/2), otoritas kesehatan Provinsi Jilin melaporkan tiga kasus baru virus corona. Tiga kasus itu merupakan kontak dekat dari kasus-kasus yang sebelumnya dikonfirmasi di Kota Shulan. Dari ketiga kasus itu, satu di antaranya merupakan kasus tanpa gejala.

Kini kasus virus corona di Provinsi Jilin sebanyak 108 kasus yang ditransmisikan secara lokal, termasuk satu kematian dan 92 pasien yang telah sembuh.
Transportasi umum kembali beroperasi di Wuhan

Sementara, 276 orang yang kontak dekat dari kasus-kasus positif di provinsi tersebut tengah dalam pengawasan medis.

Sementara itu, dilansir Reuters, Wali Kota Shulan, Jin Hua, menyebut pihaknya tengah dalam tahap berperang melawan virus corona, karena kota itu telah ditandai sebagai daerah berisiko tinggi.

"Kami sekarang dalam mode waktu perang," kata Jin. Padahal menurut Jin, tidak ada laporan kasus virus corona di kotanya selama lebih dari 70 hari.

Kota Shulan telah membatasi pergerakan lebih dari 700 ribu warganya sejak akhir pekan lalu. Setiap keluarga hanya diizinkan satu anggota yang boleh keluar rumah setiap harinya untuk membeli kebutuhan.

Provinsi Liaoning dan Heilongjiang yang berdekatan dengan Provinsi Jilin juga masing-masing melaporkan satu kasus. Kondisi ini memicu kekhawatiran adanya kebangkitan penyebaran virus corona secara regional.

Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng, mengatakan, ada infeksi baru selama 14 hari terakhir di tujuh provinsi dan sedang ditelusuri.

Otoritas kesehatan menyerukan protokol yang lebih ketat di laboratorium yang menangani sampel strain virus corona dan tes asam nukleat manusia.

"Kami perlu menyelidiki dan menentukan asal infeksi dan rute penularannya," kata Mi dalam sebuah pengarahan media.

Sementara saat ini, Wuhan yang mulai hidup kembali setelah lockdown menghadapi gelombang kasus tanpa gejala. Orang yang dites positif terkena virus corona dan mampu menulari orang lain tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda klinis.**

Sumber: Kumparan

 

Berita Lainnya

Index