Iniriau.com, JAKARTA - Aparat keamanan Filipina meluncurkan operasi besar untuk memburu dua WNI dan satu warga lokal setempat anggota Abu Sayyaf.
Mereka diduga berencana melakukan aksi teror di Semenanjung Zamboanga di selatan Filipina. Ketiga orang ini juga diduga terlibat rangkaian teror di Jolo, termasuk bom bunuh diri pekan lalu.
Menurut keterangan pejabat militer Filipina Mayor Beng Climaco, demi mempermudah pencarian mereka merilis foto ketiga orang itu.
Ketiga orang itu adalah Andi Baso dan Reski Fantasya dari Indonesia, serta seorang pemimpin Abu Sayyaf, Mundi Sawadjaan.
Jika ada warga yang bisa memberikan informasi ketiga orang maka pemerintah Filipina akan memberikan hadiah sebesar 3 juta peso atau setara Rp 902 juta.
"Otoritas memperingatkan kepada masyarakat bahwa 3 anggota Abu Sayyaf ini ditugaskan untuk menebar teror di Zamboanga," ucap Climaco seperti dikutip dari Manila Times.
"Pemerintah Filipina akan memberi hadiah 3 juta peso untuk informasi yang dapat membuat kami menangkap seluruh terduga pelaku," sambung dia.
Di samping itu, pemerintah Filipina juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia terkait dugaan dua WNI yang terlibat aksi terorisme dan saat ini menjadi buronan.
"Pejabat imigrasi sekarang sedang memeriksa data dari terduga bomber asing itu," kata pejabat Kementerian Hukum Filipina Markk Perete.
Filipina saat ini meningkatkan kewaspadaan terhadap tindakan terorisme. Langkah ini diambil usai ledakan kembar terjadi Jolo pada 24 Agustus 2020.
Insiden itu menyebabkan 14 orang dan 1 pelaku tewas. Sementara itu, 75 lainnya terluka.
Serangan diduga kuat dilakukan Abu Sayyaf. Kelompok teror tersebut merupakan bagian dari kelompok teroris dunia ISIS.**
Sumber: Kumparan