Iniriau.com, JAKARTA - Inggris mencatat hampir 3.000 kasus virus corona baru dalam 24 jam terakhir, tingkat penambahan yang tidak terlihat sejak akhir Mei, data dari kementerian kesehatan menunjukkan, Minggu.
Pemerintah mengatakan dua orang lagi telah meninggal setelah dites positif selama 28 hari terakhir, menjadikan jumlah keseluruhan korban meninggal di Inggris menjadi 41.551, tertinggi di Eropa. Selain itu, 2.988 kasus baru tercatat, jauh lebih tinggi dari 1.813 kasus yang tercatat pada Sabtu.
"Peningkatan jumlah kasus yang kita lihat hari ini mengkhawatirkan," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock ketika Inggris mencatat jumlah kasus harian tertinggi sejak 2.959 pada 23 Mei.
Hancock mengatakan penderita terbaru sebagian besar adalah kaum muda tetapi mengingatkan mereka terkait perilaku yang memungkinkan penyebaran ke orang tua.
Hancock mengatakan itu "penting bahwa orang tidak membiarkan penyakit ini menulari kakek nenek mereka dan menyebabkan masalah yang kita lihat di awal tahun" ketika sistem kesehatan berjuang untuk menahan virus karena jumlah korban terus meningkat.
Kekhawatirannya adalah bahwa peningkatan penularan umumnya meningkatkan risiko penularan virus ke orang tua dan orang dengan masalah kesehatan yang mendasarinya.
Juru bicara kesehatan Oposisi Buruh Jonathan Ashworth mendesak Hancock untuk memberi informasi terbaru pada anggota parlemen tentang pendekatan pemerintah di parlemen pada Senin.
Pemerintah Konservatif Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan akan memperketat pembatasan lokal di daerah-daerah yang menunjukkan peningkatan tajam dalam kasus-kasus daripada memberlakukan lockdown nasional kedua karena takut akan dampaknya terhadap ekonomi.
Pembatasan seperti itu termasuk membatasi kontak dalam rumah tangga.
Pada Minggu terlihat 124 orang baru masuk ke rumah sakit untuk penderita virus, sehingga total menjadi 756 dengan 69 pada ventilator.
Hingga saat ini, total 347.152 kasus virus corona kini telah dikonfirmasi di seluruh Inggris.
Bagaimana menangani penyebaran virus tepat saat tahun ajaran sekolah dimulai tetap menjadi pertanyaan yang rumit di banyak negara. Beberapa orang tua mempertanyakan apakah aman bagi anak mereka untuk kembali ke kelas.
Hancock mengatakan pemerintah Inggris berhak membuka kembali sekolah "karena berdampak pada anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan".
Walikota London Sadiq Khan menyatakan keprihatinannya atas data transmisi terbaru yang "mengkhawatirkan".
"Warga London telah membuat pengorbanan luar biasa tetapi virus masih bersama kita dan kita harus tetap mengikuti aturan untuk tetap aman," cuit dia.
Di luar angka utama untuk Inggris pada hari Minggu, Skotlandia mencatat 208 kasus baru sebagai peningkatan harian tertinggi dalam lebih dari empat bulan. "
Kota-kota sedang berjuang menghadapi dampak ekonomi dari virus tersebut, dengan jutaan orang menghabiskan waktu berbulan-bulan bekerja dari rumah.
"Ekonomi memberilukan orang-orang yang kembali bekerja," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab kepada BBC.
"Penting untuk mengirim pesan bahwa kita perlu membangun kembali Inggris, ekonomi berjalan di semua silinder."
Tapi dia menerima bahwa kembali ke kantor secara massal perlu "bertahap".**
Sumber: Liputan6