Iniriau.com, PEKANBARU - Pada tahun 2021 mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI berencana akan membuka seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau P3K bagi jutaan guru honorer se Indonesia. DPRD Pekanbaru mendorong Pemerintah Kota, untuk melakukan lobi ke pusat agar kuota kebutuhan guru terpenuhi.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pekanbaru, Kota Pekanbaru masih kekurangan sebanyak 800 guru untuk tingkat Sekolah Dasar. Sementara itu, kebutuhan guru untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama jumlahnya cukup.
Meski terus mengajukan quota melalui formasi CPNS setiap tahunnya, namun hanya sedikit yang terpenuhi. Beruntung pada tahun 2021 mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana akan membuka seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau P3K dengan jumlah quota sebanyak 1 juta guru se Indonesia.
Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru, Zulkarnain berharap agar Pemko Pekanbaru diminta untuk lebih pro aktif melakukan lobi ke pemerintah pusat sehingga kebutuhan guru di Pekanbaru bisa terpenuhi. Zulkarnain berpesan, agar dalam proses seleksi nanti hendaknya para guru honorer yang sudah lama mengabdi mendapatkan prioritas khusus sehingga mereka bisa diangkat menjadi guru P3K.
"Dengar-dengar informasi, tahun depan akan ada seleksi bagai para guru honorer agar mereka bisa diangkat menjadi guru P3K. Jumlahnya 1 juta guru, tapi ini kan se Indonesia. Kita di Pekanbaru ini saja, sebetulnya masih kekurangan sekitar 800 orang guru. Semoga Pemko Pekanbaru bisa melobi pemerintah pusat, agar kita bisa mendapatkan quota lebih dari daerah lain. Tolong juga, guru honorer yang sudah berusia lanjut dan telah lama mengabdi agar bisa diprioritaskan dalam seleksi nanti. Jangan anak muda yang baru lulus kuliah yang diterima, yang tua dan berpengalaman juga harus diterima," ungkap Zulkarnain kepada Iniriau.com, Jumat (27/11).
Sebelumnya, telah ada penambahan sebanyak 180 guru melalui formasi CPNS 2018 dan 235 guru melalui formasi CPNS 2019. Namun kebutuhan jumlah guru di Pekanbaru tetap terus meningkat, seiring dengan banyaknya jumlah guru yang memasuki masa pensiun sejak tahun 2018 lalu. **
.jpeg)