Iniriau.com, PEKANBARU - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misffarudin, mengatakan Beras menjadi komoditi pangan paling dominan penyumbang garis kemiskinan di Provinsi Riau tahun 2020. Hal itu terungkap dalam hasil survei kemiskinan di Provinsi Riau yang dilakukan Badan Pusat Statistik.
"Beras berada di urutan pertama komoditi pangan penyumbang garis kemiskinan di Riau, baik untuk di perkotaan maupun pedesaan," sebutnya, di Pekanbaru, Selasa (23/2).
Meski sama-sama turut andil memicu kemiskinan di Riau, secara persentase beras memicu garis kemiskinan lebih tinggi di pedesaan ketimbang perkotaan. Jika di perkotaan, makanan pokok tersebut berkontribusi sebanyak 15,905% terhadap garis kemiskinan. Di pedesaan angka tersebut mencapai 19,18%.
"Komoditi berikutnya ada rokok kretek filter dengan persentase 9,56% atas garis kemiskinan di perkotaan, dan 14,46% untuk pedesaan.Selanjutnya cabe merah 9,24% (perkotaan), 6,30% untuk pedesaan," sebut Misffarudin.
Adapun jumlah penduduk miskin di Riau pada September 2020 sebanyak 491,22 ribu jiwa, dengan rincian 312,76 ribu penduduk miskin berada di pedesaan dan 178,46 ribu penduduk miskin di perkotaan.
Selama periode September 2019- September 2020, garis kemiskinan di Provinsi Riau mengalami peningkatan sebesar 4,04%, yaitu dari Rp524.861 jiwa perkapita perbulan pada September 2019, menjadi Rp546.090 perkapita perbulan pada September 2020.
Kepada Gatra.com, Anggota DPRD Riau yang membidangi urusan pertanian dan pangan, Marwan Yohanis, menyebut Pemprov Riau perlu perencanaan yang jelas menyiasati pangan daerah.
Menurutnya hal tersebut tidak sekadar menormalisasi lahan-lahan yang telah berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.
"Tapi juga memastikan bibit padi yang ditanam tergolong produktif, dan cocok dengan iklim di Riau. Sehingga ada output produktivitas yang diharapkan, dan sekadar menanam padi semata," tegasnya.
Diketahui, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau berencana akan meningkatkan produktivitas tanam padi menjadi Indeks Pertanaman (IP) 200 atau dua kali tanam dalam setahun. Saat ini rata-rata tanam padi di Riau hanya sekali setahun, dampaknya upaya untuk mencapai 50% pasokan pangan (beras) dari Riau menjadi sulit. Hingga kini Riau cuma mampu memasok 35% beras dari dalam daerah, sisanya dipasok dari luar daerah.**
Sumber: Gatra