Iniriau.com, PEKANBARU - Kualitas udara di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menurun seiring dengan munculnya titik panas di Provinsi Riau. Sedikitnya ada 34 titik panas yang ditemukan di Riau.
Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Wan Dayantolis mengatakan, hasil pantauan hotspot dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam 24 jam terakhir mencatat adanya 34 titik panas di Riau, dengan rincian tiga berstatus tinggi, 28 sedang dan tiga rendah.
"Pola pergerakan angin menunjukkan udara yang masuk ke Sumatera Barat masih dipengaruhi oleh sumber emisi dari Riau. Kondisi inilah yang diprediksi memberikan dampak terhadap penurunan kualitas udara di Sumatera Barat," kata Wan Dayantolis, Kamis (4/3/2021).
Wan Dayan menambahkan, untuk Sumatera Bagian pantai Timur masih terpantau adanya titik panas (hotspot).
"Kecuali Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, dan Solok Selatan, tidak terindikasi penurunan kualitas udara," katanya.
Wan menambahkan, beberapa daerah diprediksi mengalami konsentrasi rata-rata 24 jam PM2.5 di atas 15,5 μg/m3 pada Kamis (4/3/2021). Daerah itu di antaranya Kabupaten Agam, Dharmasraya, Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat. Kemudian, Sijunjung, Solok, Tanah Datar, Kota Bukittinggi, Padang, Padang Panjang, Pariaman, Payakumbuh, Sawahlunto dan Kota Solok.
Kemudian, kata Wan, pada Jumat (5/3/2021) Kabupaten Agam, Dharmasraya, Padang Pariaman Kota Padang dan Pariaman. Sementara pada Sabtu (6/2/2021), GAW Kototabang belum merilis laporan terbarunya.
Prediksi The European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) untuk Jumat (5/3) menunjukkan peningkatan kualitas udara di Sumbar. tidak ada terdeteksi adanya wilayah dengan konsentrasi rerata 24 jam PM2.5 di atas 15,5 μg/m3 untuk Sabtu (6/3/2021).
"Kondisi ini akan terus dimutakhirkan dengan melihat peluang hujan di Riau dan Sumbar dan potensi kemunculan hotspot," tuturnya.**
Sumber: Inews
.jpeg)
