Iniriau.com, PEKANBARU - Sejumlah penghuni panti jompo Khusnul Khotimah Pekanbaru, mendatangi kantor Dinas Sosial Provinsi Riau, di Pekanbaru Kamis (3/6). Mereka melaporkan pelayanan yang ada di panti tersebut. Para penghuni juga melaporkan bantuan dari masyarakat justru dijual oleh pengurus Unit Pelayanan Terpadu (UPT) panti itu.
Nurmayar salah satu penghuni panti menjelaskan bantuan yang diberikan oleh masyarakat sering di jual kembali oleh pengurus. Perubahan ini terjadi sejak dua bulan lalu.
"Biasa ada bantuan susu dan beras. Tetapi sekarang tidak ada lagi. Ada juga bantuan orang, dijual lah sama mereka (pegawai)," ujar Nurmayar.
Sebelumnya bantuan masyarakat langsung diserahkan kepada penghuni panti, tapi belakangan bantuan tidak lagi diterima penghuni panti milik pemerintah itu.
"Biasanya ada beras dijual kami mendapat bagian. Sekarang kami tak dikasih. Ada bantuan baju bagus-bagus itu diambil sama pegawai, sisa dikasih sama kita," katanya.
Perempuan berusia 77 tahun itu menambahkan bukan hanya soal bantuan, penghuni panti juga sering mendapatkan ancaman jika protes. Malah sampai akan dikeluarkan dari panti yang dihuni sekitar 67 orang itu.
"Kalau tanya kita diancam, dibilang keluar saja dari panti. Itu diancam-ancam pakai kata-kata kasar, kami orang tua diancam. Ini baru pertama kali sejak 9 tahun saya tinggal di panti," ucapnya.
Nurlina, penghuni lainnya tak menampik apa yang dikatakan Nurmayar. Ia mengaku sangat kecewa dengan pelayanan saat ini.
"Kami banyak, tapi enggak berani datang. Takut karena diancam, jadi cuma nangis saja di panti, ada juga yang sakit," bebernya.
Mereka juga diancam jika mengadukan hal tersebut ke Dinsos Riau. Benar saja, tiba di Dinsos Riau sejumlah pegawai Dinsos Riau langsung menghampiri awak media yang sedang melakukan wawancara. Tanpa bertanya mereka langsung marah-marah hingga wawancara tersebut terhenti.
Diduga, para pegawai itu tak terima awak media wawancara soal kondisi panti tersebut. Hingga akhirnya para penghuni panti itu dapat berjumpa langsung dengan Kepala Dinsos Riau, Tengku Zul.
Tengku mengatakan persoalan tadi telah disampaikan oleh perwakilan penghuni panti jompo tadi. Ia meminta untuk bersabar
"Bantuan yang dijual memang salah satu alasan yang disampaikan tadi. Makanan sudah cukup karena ada anggaran dari APBD. Itu teknis dari UPT (bantuan dijual)," katanya.
Menanggapi aduan ini, Zul akan melakukan penyelidikan di panti jompo tersebut.**
Sumber: Merdeka