Dinilai Lamban, Waka DPRD Riau Minta Pengerjaan IPAL di Pekanbaru Dievaluasi

Dinilai Lamban, Waka DPRD Riau Minta Pengerjaan IPAL di Pekanbaru Dievaluasi
Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho. (Istimewa)

Iniriau.com, PEKANBARU - Pengerjaan proyek perpipaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Pekanbaru ternyata tidak hanya menjadi keluhan warga. Bahkan Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho meradang akibat terkait pengerjaan IPAL ini. Agung menilai lambannya pengerjaan proyek perpipaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Pekanbaru menimbulkan banyak masalah dan dinilai merugikan masyarakat. Untuk itu, wakil rakyat dapil Pekanbaru ini meminta agar kontraktor bertangungjawab atas hal tersebut.

" Pengerjaan IPAL ini terlalu lamban dan jelas merugikan masyarakat. Untuk itu kita minta agar kontraktor bertangungjawab. Dan pihak terkait dari Pemko Pekanbaru harus memberi sanksi." Kata Agung saat dimintai tanggapan terkait banyak keluhan proyek IPAL di Pekanbaru, Rabu.

Selain itu Agung meminta pihak terkait juga melakukan evaluasi dan ketegasan terhadap kontraktor proyek IPAL ini, apakah mau dilanjutkan atau dihentikan saja karena sudah sangat merugikan masyarakat. Sejauh ini kita lihat progres pengerjaannya sangat lamban sekali.

Menurut Agung,  proyek IPAL telah menimbulkan dampak negatif bagi warga. Diantaranya kemacetan, karena jalan menjadi sempit. Pedagang mengeluhkan penurunan omzet karena tempat usaha mereka terhalang seng proyek. Tidak hanya itu, kondisi jalan rusak di sekitaran proyek IPAL sangat membahayakan bagi pengguna jalan.

"Ini sangat memprihatinkan yng menjadi pertanyaan kenapa pengawasannya sampai longgar begini. Kami tidak ingin ada lagi dampak lain yang ditimbulkan." Ucap Agung.

Agung minta kepada pemerintah sama-sama bertanggungjawab atas proyek IPAL ini. Politisi partai Demokrat ini  menyayangkan pengerjaan mega proyek yang bersumber dari kucuran APBN ini seakan dibangun asal-asalan tanpa kajian yang matang.

"Jika menggunakan master plan yang tepat tentu dampak negatif dapat diantisipasi sejak awal." Kata Agung lagi.

Namun meski mengkritisi lambannya pengerjaan proyek IPAL, Agung mengakui jika selesai IPAL memiliki manfaat yang besar.

"Yang namanya pembangunan apalagi yang bersumber dari APBN kita tidak pernah menolak. Tapi kita sayangkan pelaksanaannya. Kita tidak tahu ini kajiannya seperti apa? Kota Pekanbaru ini ibukota provinsi yang sudah jadi. Harus ada kajian terlebih dahulu baik skema lalu lintasnya seperti apa kalau ini dibangun dan lain-lainnya. Ini harusnya dipersiapkan sebelum dibangun," kata dia.

Agung juga tidak yakin jika IPAL ini dapat rampung sesuai dengan target pengerjaan pada akhir tahun ini. Jika melihat realisasi fisiknya di lapangan, proyek sudah dimulai sejak 2018 ini masih jauh dari progres yang ditargetkan.(Adv)

Berita Lainnya

Index