Iniriau.com, PEKANBARU - Kasus narkoba di Riau makin memprihatinkan. Bahkan sesuai data 15 Desember 2021 Polda Riau telah menyita lebih dari Rp1,76 miliar hasil penjualan narkoba jenis sabu, dari dua pelaku yang merupakan sindikat narkoba jaringan internasional. Uang sebesar Rp1,76 milar itu berasal dari penjualan sabu puluhan kg
Lebih parahnya lagi, saat ini ada laporan anak SD yang menjadi pengedar narkoba. Bahkan pimpinan pondok pesantren di Riau juga menyampaikan bahwa narkoba juga sudah masuk ke pesantren.
Hal ini membuat Gubernur Riau (Gubri) prihatin. Untuk itu, Syamsuar mengajak semua pihak, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan sebagainya bersama pemerintah memberantas narkoba di wilayahnya.
"Perang melawan narkoba harus gencar kita lakukan. Hal ini untuk menyelamatkan generasi muda kita. Sebab kini narkoba ini sudah menyentuh semua lini. Bahkan ada laporan anak SD yang menjadi pengedar narkoba. Inilan miris sekali." Ujar Syamsuar, Sabtu (15/1).
Syamsuar mengatakan, pemberantasan Narkoba bukan hanya tanggung jawab Badan Narkotika Nasional (BNN) dan jajarannya dan juga aparat kepolisian. Namun semua pihak dan pemangku kepentingan harus bergerak untuk perang melawan narkoba.
" Memberantas narkoba bukan hanya tugas BNN, TNI, Polri, dan Forkopimda. Namun juga tokoh masyarakat serta pihak lainnya.
Semua komponen serta lembaga pemerhati narkoba harus memberantas narkoba secara terpadu," katanya.
Gubernur mengaku, saat ini pihaknya juga telah mempersiapkan modul pembelajaran anti narkoba untuk anak-anak sekolah mulai dari anak SD, MTS, Pondok Pesantren, sampai dengan SMA sederajat di Riau.
Modul anti narkoba ini sudah disampaikan dan didiskusikan bersama Forkopimda Riau dan semua anggota Forkopimda Riau mendukung modul tersebut.**