Harga TBS Sawit Versi Disbun Riau Pekan ini Rp1.509 Per Kg

Harga  TBS Sawit Versi Disbun Riau Pekan ini Rp1.509 Per Kg
Hasil panen petani sawit di Riau (foto:Betty)

iniriau.com, PEKANBARU - Harapan petani agar harga sawit kembali seperti sebelum ditutup kran ekspor tampaknya sulit terwujud. Pasalnya harga sawit terus mengalami penurunan. Bahkan untuk periode 13 - 19 Juli 2022 harga TBS sawit mengalami penurunan pada setiap kelompok umur.

Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 263,00/Kg atau mencapai 14,84% dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu ke depan turun menjadi Rp 1.509,38/Kg. 

Menurutnya penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.           

Faktor internal turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual crude palm oil atau CPO dan Kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data. 

"Untuk harga jual CPO, PTPN V menjual CPO dengan harga Rp 6.880,67/Kg dan mengalami penurunan harga sebesar Rp 1.306,00/Kg dari harga minggu lalu, Sinar Mas Group menjual CPO dengan harga Rp. 6.949,81 dan mengalami penurunan harga sebesar Rp 1.145,71/Kg dari harga minggu lalu," kata Zulfadli, Selasa (12/7/2022). 

Sedangkan untuk harga jual Kernel, PTPN V, Sinar mas Group, Astra Agro Lestari Group dan Asian Agri tidak melakukan penjualan pada minggu ini. PT. Citra Riau Sarana menjual dengan harga Rp 4.237,87 dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 128,77/Kg. PT. Musim Mas menjual dengan harga Rp 4.503,00/Kg.

"Sementara dari faktor eksternal, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi bakal anjlok dalam. Dipicu menularnya ketakutan pasar global terhadap resesi yang mengancam ekonomi Amerika Serikat (AS). Bahkan, ketakutan pasar tersebut diprediksi lebih kuat dari dampak tensi geopolitik di Ukraina," jelasnya.

Harga CPO bisa ke MYR 4.000. Artinya, ekspor CPO kita kejar-kejaran dengan waktu. Produsen akan beramai-ramai berusaha kirim CPO, harga di masa depan bisa lebih tertekan lagi. 3 bulan ke depan akan jadi saat paling kritis karena The Fed masih akan menaikkan suku bunga 125 bps.

"Selain itu, stok CPO di Indonesia melimpah akibat larangan ekspor di bulan Mei 2022, dilanjutkan kebijakan DMO dan DPO jilid 2 sejak Mei hingga saat ini," jelasnya.**

Berita Lainnya

Index