Banjir di Pelalawan Lumpuhkan Aktivitas Sekolah, 24 Institusi Pendidikan Tutup

Banjir di Pelalawan Lumpuhkan Aktivitas Sekolah, 24 Institusi Pendidikan Tutup
Sejumlah sekolah di Pelalawan menghentikan aktifitas belajar akibat banjir (foto: istimewa)

iniriau.com, PELALAWAN - Banjir yang melanda Kabupaten Pelalawan, Riau, dalam beberapa hari terakhir tidak hanya merendam rumah warga dan jalan utama, tetapi juga mengganggu jalannya pendidikan. Sebanyak 24 sekolah di lima kecamatan terpaksa menghentikan aktivitas belajar mengajar akibat genangan air yang semakin meluas.

Menurut laporan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pelalawan, sekolah-sekolah yang terdampak tersebar di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Langgam, Pelalawan, Ukui, dan Teluk Meranti. Air yang meluap dari Sungai Kampar menggenangi sejumlah bangunan sekolah, bahkan ada yang sampai masuk ke ruang kelas.

Sekolah yang terdampak mencakup berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beberapa sekolah yang harus ditutup di antaranya adalah SDN 004 Muaro Sako di Langgam, SMPN 1 Ukui, serta beberapa sekolah di Pangkalan Kerinci seperti TK dan SDN 001 di Rantau Baru, serta TK dan SDN 002 di Kuala Terusan. Sementara di Kecamatan Teluk Meranti, SDN 011 Kuala Panduk juga tidak dapat beroperasi karena banjir.

Kecamatan Pelalawan menjadi wilayah yang terdampak paling parah, dengan 17 sekolah di berbagai desa harus diliburkan. "Ada beberapa sekolah yang sudah tidak bisa digunakan sama sekali untuk sementara waktu karena air sudah masuk ke dalam kelas," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Pelalawan, Leo Nardo, pada Selasa (11/3/2025).

Meskipun sekolah-sekolah tidak bisa beroperasi secara normal, Disdikbud Pelalawan tetap mendorong agar proses belajar tetap berjalan. Bagi daerah yang masih memiliki akses internet dan listrik stabil, pembelajaran daring menjadi solusi yang diusulkan.

"Kami berharap siswa tetap bisa belajar dari rumah dengan sistem daring, terutama bagi yang memiliki akses internet memadai," ujar Leo Nardo. "Namun, bagi wilayah yang mengalami gangguan listrik atau tidak memiliki koneksi internet yang baik, kami menyarankan guru untuk memberikan tugas yang bisa dikerjakan mandiri di rumah."

Selain itu, pihak sekolah juga diminta untuk menyesuaikan kurikulum agar siswa tidak tertinggal pelajaran, terutama bagi mereka yang akan menghadapi ujian akhir sekolah atau ujian semester dalam waktu dekat.

Bencana banjir ini memang menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan di Pelalawan, namun dengan langkah cepat dan strategi yang tepat, diharapkan dampaknya bisa diminimalkan.**

 

#Pemerintahan

Index

Berita Lainnya

Index