iniriau.com, PEKANBARU – Suhu politik di tubuh Partai Golkar Riau kian memanas menjelang Musyawarah Daerah (Musda). Polemik muncul setelah DPD I Golkar Riau dan DPD II Indragiri Hulu (Inhu) dilaporkan ke Mahkamah Partai di Jakarta buntut pemecatan Sekretaris DPD Golkar Inhu, Sukirno.
Sukirno mengaku pemecatannya dilakukan secara sepihak tanpa pemanggilan atau klarifikasi terlebih dahulu. Ia merasa tidak diberikan kesempatan untuk membela diri atas tuduhan yang hingga kini pun belum jelas.
"Kami sudah mengajukan permohonan ke Mahkamah Partai. Prosesnya sudah berjalan. Saya hanya ingin tahu alasan sebenarnya di balik pemecatan ini," ujar Sukirno, Minggu (9/2/25).
Ia menegaskan selama ini dirinya selalu loyal terhadap partai. Jika memang ada kesalahan, ia siap melakukan introspeksi, tetapi menurutnya ada mekanisme organisasi yang seharusnya dijalankan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan ekstrem seperti pemecatan.
"Yang kami harapkan, DPD I dan II Golkar bisa memberikan hak jawab. Ini penting agar saya sebagai kader bisa memahami di mana letak kesalahan saya, jika memang ada," tambahnya.
Selain Sukirno, nasib serupa juga dialami oleh Sekretaris Golkar Bengkalis, M. Syafrial. Ia juga dipecat tanpa alasan yang jelas dan tanpa proses klarifikasi.
Dugaan Manuver Politik Jelang Musda
Sukirno menduga pemecatannya dan M. Syafrial berkaitan erat dengan dinamika menjelang Musda Golkar Riau. Saat ini, Ketua Golkar Riau Syamsuar dikabarkan mendukung penuh pencalonan Parisman Ikhwan sebagai penggantinya. Namun, di sisi lain, muncul nama SF Hariyanto sebagai penantang utama dalam perebutan kursi Ketua Golkar Riau.
SF Hariyanto yang baru saja terpilih sebagai Wakil Gubernur Riau dinilai memiliki peluang besar untuk mengambil alih kepemimpinan Golkar Riau. Berbagai dukungan dari DPD II, DPD I, hingga organisasi sayap partai sudah mulai mengalir untuknya.
Sejumlah kader Golkar menilai regenerasi kepemimpinan sangat dibutuhkan. Mereka melihat di bawah kepemimpinan Syamsuar, partai mengalami kemunduran, terutama dengan tumbangnya banyak kader dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
"Kami ingin partai ini kembali solid dan kuat. Pemimpin yang baru harus bisa membawa perubahan," ujar salah satu kader yang enggan disebutkan namanya.
Dengan berbagai dinamika ini, Musda Golkar Riau dipastikan akan berlangsung sengit. Apakah manuver politik ini akan berpengaruh pada hasil akhir? Semua mata kini tertuju pada jalannya Musda dan keputusan Mahkamah Partai terkait laporan Sukirno.**