BMKG Deteksi 28 Hotspot di Riau, Rohil dan Rohul Mendominasi

Senin, 14 Juli 2025 | 11:09:15 WIB
Ilustrasi karhutla (foto:net)

iniriau.com, PEKANBARU - Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali membayangi wilayah Pulau Sumatera. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru melaporkan sebanyak 76 titik panas (hotspot) terdeteksi pada Senin pagi, 14 Juli 2025. Jumlah ini menunjukkan peningkatan aktivitas panas yang signifikan, seiring dengan masuknya musim kering di sebagian besar wilayah.

Provinsi Riau tercatat sebagai wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak, yakni sebanyak 28 titik. Kondisi ini menjadikan Riau sebagai daerah paling rawan karhutla saat ini. Menurut petugas BMKG Pekanbaru, Gita Dewi, titik panas di Riau tersebar di empat wilayah, yakni Kabupaten Rokan Hilir dengan 12 titik, Rokan Hulu 11 titik, Kampar 3 titik, dan Kota Dumai 2 titik.

Sementara itu, titik panas juga terdeteksi di sejumlah provinsi lainnya di Sumatera. Sumatera Utara mencatatkan 15 titik panas, disusul Sumatera Selatan 13 titik, Sumatera Barat 6 titik, Jambi 5 titik, Aceh dan Bengkulu masing-masing 4 titik, serta Kepulauan Riau 1 titik. Sebaran ini menunjukkan bahwa potensi kebakaran tidak hanya mengancam satu daerah, melainkan meluas hampir di seluruh pulau.

BMKG mengingatkan masyarakat, terutama di wilayah yang masuk kategori rawan karhutla, untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Praktik ini dinilai memperbesar risiko kebakaran yang dapat meluas secara cepat di tengah cuaca panas dan angin kencang yang umum terjadi pada musim kemarau.

“Pantauan kami menggunakan citra satelit akan terus ditingkatkan menjelang puncak kemarau. Kami harap semua pihak, terutama di tingkat daerah, meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pencegahan dini,” ujar Gita Dewi.

Dengan tren cuaca yang makin mengering, BMKG menegaskan pentingnya sinergi semua elemen—dari pemerintah daerah, aparat, hingga masyarakat—untuk mengantisipasi karhutla sejak dini agar bencana ekologis tahunan ini tidak kembali terulang dengan dampak yang lebih parah.**

 

Tags

Terkini