Program-program ekonomi tersebut merupakan jawaban dari persoalan yang dialami masyarakat di tingkat akar rumput seperti petani, buruh hingga ibu rumah tangga.
"Ketika kita berkeliling ke daerah-daerah pasti ada keluhan dari warga, terutama dari petani. Petani banyak menjerit karena pemerintah buka keran impor. Indonesia negara dengan garis pantai terpanjang di dunia tapi masih impor garam. Bahkan ada beberapa jenis ikan pun yang kita impor, dan ini jadi keluhan warga Indonesia yang ada di pedesaan," papar Gus Irfan, begitu dia disapa.
Untuk itu, menurutnya, jika Prabowo-Sandi terpilih maka akan mengupayakan dalam mengurangi permasalahan impor produk pangan.
"Kami sampaikan ke masyarakat bahwa dengan Prabowo-Sandiaga jadi presiden dan wakil presiden kita akan berusaha mengurangi impor, khususnya yang bisa diproduksi di Indonesia," jelas Gus Irfan.
Pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Adil dan Makmur itu juga berkomitmen untuk tidak menggunakan politik identitas sebagai alat memenangi kontestasi demokrasi.
"Alhamdulillah, politik identitas sudah mulai berkurang. Setiap saya mendampingi Pak Prabowo dan Bang Sandi ke daerah-daerah hampir sudah tidak ada lagi. Kita juga berusaha menghindari politik identitas karena kita paham ini bukan pertandingan antara NU dan bukan NU," kata Gus Irfan, seperti dalam keterangannya, Rabu (2/1). (irc/rml)