Flyover SKA dan Pasar Pagi Arengka Ditargetkan Diresmikan Akhir Januari 2019

Selasa, 00 0000 | 00:00:00 WIB

Pekanbaru, iniriau.com-Dua Flyover di Pekanbaru ditargetkan bisa diresmikan dan digunakan oleh masyarakat pada akhir Januari 2019.

Pembangungan dua flyover di Pekanbaru memang tak bisa diselesaikan di akhir tahun 2018.

Pihak Kontraktor bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yakin pengerjaan selesai sebelum 50 hari kalender.

Sehingga pihak PUPR rencanakan, akhir Januari 2019 ini, dua flyover tersebut diresmikan dan bisa dimanfaatkan masyarakat di Pekanbaru.

Menurut Kepala Dinas PUPR Provinsi Riau, Dadang Eko Purwanto, hingga 31 Desember 2018, realisasi pembangunan dua flyover tersebut, masih di bawah 95 persen.

Di mana, untuk Flyover Pasar Pagi Arengka, realisasinya 93 persen. Seharusnya target akhir Desember 98 persen.
Sedangkan progres fisik pembangunan Flyover Simpang SKA, realisasi di angka 92 persen.

Semestinya di akhir Desember, pengerjaan sudah berada di angka 97 persen.

"Memang kedua proyek tersebut mengalami keterlambatan,"ujar Dadang.

Dadang menambahkan sesuai kontrak, pembangunan tersebut harus selesai pada akhir Desember 2018.

Namun karena tak selesai, kontraktor diberi kesempatan untuk menyelesaikan pengerjaan dalam 50 hari kalender. Dimulai dari 1 Januari 2019.

"Jadi, kontraktor kita kenai denda keterlambatan, dan mereka komit untuk bisa selesai sebelum 50 hari," jelas Dadang.

Namun menurut Dadang, meski diberi waktu selama 50 hari kalender, namun proyek tersebut diyakini akan selesai
sebelum habis masa perpanjangan. Bahkan, diprediksi rampung sebelum akhir Januari 2019.

Dari evaluasi yang dilakukan kata Dadang ada beberapa hal yang menjadi penyebab keterlambatan pengerjaan kedua flyover tersebut. Seperti di Flyover Pasar Pagi Arengka.
Di mana, kontraktor bekerja sama dengan PT Bukaka dalam pengadaan sejumlah bahan baku jembatan.

Bukaka ini satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menyediakan aramko (baja setengah lingkaran untuk u-turn). Orderannya terlalu banyak di Indonesia. Hampir semua kontraktor flyover di Indonesia order ke Bukaka. Sehingga, Bukaka menjadi kewalahan untuk memenuhi orderan tersebut. Termasuk orderan dari kontraktor flyover di Pekanbaru.

"Jadi terlambat datangnya ke Pekanbaru. Inilah yang menjadi penyebab keterlambatan pembangunan flyover kita," ujar Dadang.

Begitu juga di Flyover SKA, mengalami kendala yang sama. Karena keterlambatan datangnya aramko. Meski keterlambatan pengerjaan tersebut bukan karena kontraktor namun disebabkan oleh Bukaka. Pemprov Riau tetap memberikan sanksi denda keterlambatan kepada kontraktor.

"Kontraktor tetap denda, karena dalam sudah ada perjanjian kontraknya,"jelas Dadang.(irc/tpc)

 

Terkini