Pekanbaru, iniriau.com-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan wilayah pesisir Riau saat ini masih rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Wilayah tersebut antara lain Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai.
Menurut Staf Analis BMKG Pekanbaru, Mia Fadillah, potensi Karhulta di wilayah pesisir Riau cukup tinggi. "Curah hujan di wilayah pesisir Riau saat ini sangat kecil dan cuaca juga cukup panas," katanya, Kamis (3/1/2019).
Mia mengatakan, secara umum Riau menghadapi peralihan cuaca atau pancaroba, dari musim penghujan ke musim kemarau. Wilayah pesisir, menurutnya, menghadapi musim kemarau lebih cepat dibanding wilayah lainnya.
Mia memprediksi, musim kemarau akan terus bergeser ke wilayah lainnya di Riau dan sepenuhnya memasuki musim kering pada akhir Januari 2019. "Musim kemarau nanti akan berlanjut hingga Februari," kata Mia.
Minimnya curah hujan di wilayah Riau berdampak pada mengeringnya lahan gambut, terutama di wilayah pesisir. Di Rohil, sekitar 15 hektare lahan gambut terbakar dan hingga kini masih dalam proses pemadaman.
Lokasi kebakaran lahan di awal 2019 tersebut terjadi di Desa Mumugo, Kecamatan Tanah Putih, Rohil. Petugas gabungan masih kesulitan melakukan pemadaman karena terkendala sumber air dan cuaca yang sangat panas.
Staf Analis BMKG Pekanbaru, Bibin menjelaskan, kebakaran lahan di Rohil akibat minimnya hujan yang terjadi sepanjang satu dasarian terakhir. Dasarian merupakan istilah klimatologi yang menunjukkan rentang waktu 10 hari.
Riau pada 2018 lalu berhasil menekan angka Karhutla dan mencegah terjadinya bencana kabut asap. Meski begitu, sedikitnya 5.000 hektare lebih lahan di Bumi Lancang Kuning tersebut hangus terbakar. Rohil merupakan salah satu wilayah yang mengalami kebakaran terhebat sepanjang 2018 lalu. (irc/hrc)