Iniriau.com, PEKANBARU - Petugas dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyebutkan, hujan yang turun di daerah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), atau daerah yang terdampak kabut asap, punya kandungan cukup berbahaya.
Hal ini dikarenakan air hujan sudah bercampur dengan partikulat dari kebakaran.
"Cukup berbahaya, terutama untuk kulit yang sensitif. Partikulatnya kan bercampur ya seperti CO, NO2, SO2," kata Prakirawan BMKG Pekanbaru, Ahmad Agus Widodo Selasa (24/9/2019) dikutip dari Tribunpekanbaru.
Terkait hujan yang turun saat ini, BMKG pun menyampaikan himbauannya.
"Himbauannya untuk hujan saat ini, dimohon untuk tidak mandi dari air hujan dulu ya mas," ungkapnya.
Disebutkan Ahmad, saat ini potensi hujan cukup baik, terutama wilayah pesisir Riau.
"Ada laporan saat ini Dumai hujan ringan. sekarang muncul banyak bibit hujan di wilayah Dumai, Rohil, Inhil dan Inhu," urainya.
Siang ini lanjut Ahmad Agus, diprakirakan siang dan malam hari terdapat potensi hujan sedang disertai angin.
Halaman selanjutnya
Dia memaparkan, sifat hujan sekarang memang masih tidak merata.
Hal ini diperkirakan terus berlangsung, hingga pertengahan Oktober 2019, yang baru akan masuk musim penghujan.
Diungkapkannya, secara meteorologi, kondisi atmosfer memang cukup lembab.
Artinya memudahkan pembentukan awan-awan hujan, yang turut didukung dengan pola angin timuran yang membawa uap air dari wilayah pasifik.
"Kemudian Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sendiri mendukung pembentukan hujan lebih baik. Jadi itu perpaduan mas antara kondisi alam dan upaya TMC," pungkasnya. (Tribunpekanbaru)