Iniriau.com - BNPB mencatat korban tewas akibat gempa 6,8 M (yang dimutakhirkan jadi 6,5 M) di Ambon, Maluku, dan sekitarnya bertambah menjadi 23 orang. Data ini dihimpun hingga Kamis (26/9) pukul 21.53 WIT atau 19.53 WIB.
Korban paling banyak teridentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah dengan 14 orang. Selain di Maluku Tengah, korban meninggal juga terjadi di Kota Ambon sebanyak 6 orang, dan Kabupaten Seram Bagian Barat 3 orang.
"BPBD setempat juga melaporkan bahwa lebih dari 100 orang menderita luka-luka. Korban luka disebabkan reruntuhan bangunan pascagempa. Korban luka-luka terjadi di Kabupaten Maluku Tengah. Lebih dari 100 orang mengalami luka di Desa Liang," jelas Plt Kapusdatin BNPB, Agus Wibowo, dalam keterangannya, Jumat (27/9).
Sementara korban luka di Ambon mencapai 5 orang, dan 1 orang luka di Desa Waisama.
Terdapat 15 ribu warga yang masih mengungsi. Selain untuk khawatir gempa susulan, mereka terpaksa mengungsi karena bangunan rumah rusak.
Selain rumah, mulai dari tempat ibadah, fasilitas pendidikan, hingga gedung perkantoran juga ikut rusak. Setidaknya, 171 rumah di berbagai wilayah rusak, dengan rincian 59 rusak berat, 45 rusak sedang, dan 67 rusak ringan.
"Fasilitas pendidikan rusak sebanyak 5 unit, antara lain beberapa bangunan di Universitas Pattimura dan Kampus IAIN," tuturnya.
Pemda setempat masih terus berupaya melakukan berbagai upaya penanganan darurat. Serta, melakukan pendataan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Beberapa kebutuhan berupa makanan dan non makanan yang cukup mendesak di wilayah Maluku mulai dari dibutuhkan 30.000 terpal, 20 tenda keluarga, popok balita dan pembalut. Lalu juga 20.000 selimut, 5.000 matras, 110.000 tikar, 20.000 alat penerangan, hingga tandom air beserta MCK.
"Tenda sangat dibutuhkan mengingat wilayah Maluku mengalami hujan," kata Agus.
"Sedangkan kebutuhan makan, para penyintas membutuhkan makanan bayi sebanyak 120 paket, makanan dan minuman 20.000 paket, obat-obatan, air mineral, dan makanan siap saji. Disamping itu, pendekatan trauma healing diperlukan bagi anak-anak dan remaja," pungkasnya. (kumparan)
