Iniriau.com, PEKANBARU - Ketua Ikatan Keluarga Tanah Datar ( IKTD) Pekanbaru, Taufik Arrakhman mengaku prihatin, sekaligus menyesalkan terjadinya pembantaian perantau Minang di Wamena, Papua. Tragedi ini adalah masalah kemanusiaan yang harus diusut dan diselesaikan secara tuntas oleh pemerintah pusat. Jika tidak, hal ini akan menjadi bibit perpecahan antar anak bangsa dan memberi preseden buruk bagi keutuhan NKRI.
Sebagai sesama perantau Minang, Taufik merasakan betapa sakit yang dirasakan oleh urang awak yang dibantai saat kerusuhan di wamena. Ia menyayangkan ketidaksiapan aparat dalam mengatasi konflik Wamena, sehingga banyak memakan korban jiwa.
"Orang Minang itu kalau sudah merantau, ya, kita merasa bersaudara, senasib sepenanggungan, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Jadi sakit warga Minang di Papua sakit kami juga, meskipun kita berbeda tempat," ujar Taufik.
Taufik Arrakhman setuju dengan langkah yang diambil pemerintah Provinsi Sumbar memulangkan seluruh warga minang dari Papua, agar tidak jatuh lagi korban.
"Kita mendukung upaya pemprov Sumbar untuk menjemput dunsanak-dunsanak kita yang ada di Papua, karena kondisi disana tidak lagi kondusif." kata ayah 3 anak ini.
Selanjutnya Taufik Arrakhman yang juga politisi senior Gerindra Riau ini berharap kepada ninik mamak cerdik pandai alim ulama dan semua pemangku adat di ranah minang mengeluarkan pernyataan sikap resmi kepada pemerintah pusat atas pembantaian di Wamena ini.
"Pimpinan di ranah Minang baik dari lembaga formal maupun lembaga adat harus mengeluarkan sikap resmi atas peristiwa tragis ini. Untuk menunjukkan bahwa kita ada dan terikat dalam persaudaraan. Juga sebagai pagar untuk menghindari ekses dikemudian hari. Artinya masalah ini tidak menjadi wacana liar bagi warga Minang atau tindakan anarkis parsial lainnya dikemudian hari. Salah satunya niat balas dendam. Oleh sebab itu persoalan ini harus dituntaskan," imbuhnya.
Ketika ditanya lebih lanjut, apakah IKTD kota Pekanbaru sebagai salah satu representasi orang minang di rantau akan melakukan semacam gerakan-gerakan moral sebagai presure kepada pemerintah untuk menuntaskan kasus ini, dengan diplomatis Taufik menjawab, "Kita lihat nanti. Kita lihat keinginan warga IKTD. Juga kita harus berkoordinasi dengan IKTD RIAU," jawab Taufik singkat tanpa bisa menyembunyikan rasa dukanya. (Irc)