Pekanbaru, iniriau.com-Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna membantu mempercepat turunnya hujan, masih dilaksanakan di Provinsi Riau.
Operasi yang bertujuan memancing hujan dengan cara menyemai garam di awan potensial ini, rencananya akan dilakukan hingga pertengahan Oktober 2019 ini.
Atau dalam artian, sampai memasuki musim hujan, sesuai perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger menjelaskan, saat ini cadangan garam untuk operasi TMC ini berjumlah 10.900 kilogram.
Selain garam, ada juga cadangan kapur. Yang berguna memecah partikel kabut asap yang menyebabkan luruhnya awan berpotensi hujan. Jumlahnya saat ini, berkisar 16.700 kilogram.
Dibeberkan Edwar, operasi TMC dilakukan dengan dua jenis pesawat. Diantaranya Cassa 212, serta pesawat Hercules C-130. Keduanya merupakan pesawat milik TNI Angkatan Udara.
"Pesawat Cassa 212, untuk satu sortie bisa membawa 800 kilogram garam. Disemai di daerah Siak, Pelalawan, dan Inhil. Teemasuk 800 kilogram kapur juga sudah disemai," sebut Edwar, Kamis (10/10/2019).
Untuk pesawat Cassa 2121 ini dipaparkan Edwar sudah melaksanakan penyemaian sebanyak 137 sortie. Dengan total garam yang disemai 116 ribu kilogram dan 800 kilogram kapur.
Kemudian Edwar menuturkan, penyemaikan dengan pesawat Hercules C-130, saat ini standby menunggu arahan untuk operasi TMC.
"Hercules sudah 15 sortie, total sudah menyemai 35,5 ribu kilogram garam dan 12,5 ribu kapur," ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi Riau ini menambahkan, selain lewat operasi TMC, upaya pemadaman turut mengerahkan 7 unit helikopter water bombing bantuan dari BNPB.
Fokus pemadaman ada di beberapa daerah. Diantaranya Pekanbaru, Kampar, Inhu, Bengkalis, Pelalawan dan Dumai.
Total luasan lahan terbakar di Provinsi Riau hingga saat ini mencapai 9 ribu hektar lebih.(irc/Tribunpekanbaru)