Iniriau.com, PALEMBANG - Titik api di Sumatera Selatan mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, ada 776 titik api yang tersebar di Sumsel.
Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan data BPBD yang diupdate pada Selasa (15/10/2019). Di mana ada 415 hotspot yang tersebar di Sumsel.
Situs resmi BMKG di laman bmkg.go.id mencatat, kualitas udara di Palembang dalam level berbahaya.
Sebab, Konsentrasi Partikulat (PM10) pada pukul 06.00WIB tembus 451.02 mikrogram per meter kubik.
Kemudian pada pukul 07.00 WIB, berada di angka 495.77 per meter kubik.
Pukul 08.00 WIB berada di 506.46 per meter kubik, dan pukul 09.00 WIB masih berada di angka 506.96 per meter kubik.
Dari hasil pemantauan BMKG, Mimin mengatakan, hujan diprakirakan mengguyur wilayah Sumatera Selatan, khususnya Palembang, pada November Dasarian I.
"Sehingga saat ini kalaupun terjadi hujan di beberapa tempat Sumatera Selatan, itu sifatnya masih lokal dan belum merata," ujar Miming kepada Kompas.com, Selasa (15/10/2019).
Miming melanjutkan, meski kondisi hujan bersifat lokal dan belum merata, tapi ada harapan untuk mengurangi dampak kabut asap yang ditimbulkan dari karhutla di wilayah Sumatera Selatan. "Kondisi cuaca masih dapat kita harapkan untuk dapat mengurangi kabut asap, dampak karhutla," imbuh dia.
Berdasarkan peta prakiraan hujan dasarian, untuk periode dasarian II dan III di wilayah Sumatera Selatan, curah hujan umumnya masih dalam kategori rendah. Sementara pada periode awal November, diprediksi terjadi peningkatan curah hujan seiring dengan masuknya awal musim hujan di wilayah Sumatera Selatan.
Data jumlah titik api terbaru Melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (15/10/2019), BMKG meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai sebaran asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), khususnya di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Berdasarkan pantauan satelit Modis (Terra Aqua), Suomi NPP, dan NOAA-20 selama seminggu terakhir (8 Oktober 2019 – 14 Oktober 2019), sejak tanggal 9 Oktober 2019 BMKG mendeteksi adanya peningkatan jumlah titik panas di beberapa wilayah Indonesia yang saat ini tercatat sebesar 1.547 titik.
Titik panas tersebut khususnya muncul di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Jambi dan Kalimantan Timur. Sedangkan jumlah titik panas di Riau, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat cenderung menurun.
Berdasarkan pantauan citra Himawari-8 dan potensi angin bergerak ke arah Barat Daya, sebaran asap dari jumlah titik hotspot ini cenderung meluas di Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Meski di beberapa wilayah Sumatera dan kalimantan sudah mulai turun hujan ringan - sedang, namun masyarakat masih harus mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
BMKG berperan aktif bersama dengan TNI, BPPT dan BNPB pada upayakan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di daerah terjadinya karhutla dengan melakukan kegiatan teknologi modifikasi cuaca yang dilaksanakan di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
"BMKG mengimbau masyarakat yang berdomisili atau sedang berada di wilayah dekat dengan karhutla untuk selalu mewaspadai untuk selalu berhati-hati akan adanya potensi sebaran asap," tulis BMKG dalam keterangan resminya. (Kompas)
