Iniriau.com - Jumlah penderita kanker di Indonesia tergolong tinggi. Menurut data dari Globocan tahun 2018, angka kejadian penyakit kanker di Indonesia berada di urutan delapan di Asia Tenggara.
Dengan angka memprihatinkan tersebut, apakah ada obat yang benar-benar dapat mengobati kanker, mengingat penyakit ini tergolong salah satu yang mematikan? Atas pertanyaan ini, dokter spesialis penyakit dalam, dr. Griska Lia Christine, Sp-PD., memberikan tanggapannya.
"Jadi gini, definisi kanker itu, misalnya kanker payudara sudah kita lakukan operasi, lalu kemoterapi, dan radiasi. Memang secara klinis setelah kita lakukan CT scan, pemeriksaan penanda tumor, fisik, kita bisa nyatakan sembuh,” ujarnya di Mr. Bitsy Kuningan City, Jakarta Selatan, Selasa 4 Februari 2020.
“Tapi kita selalu peringatkan, bahwa ini bisa saja tumor yang tidur, yang tidak tertangkap pada pemeriksaan, someday bisa muncul lagi," tambahnya.
Griska menambahkan, meski kanker pada seseorang sudah dinyatakan sembuh, orang yang bersangkutan harus tetap memeriksakan diri beberapa bulan sekali. Agar, jika sel kanker tersebut muncul lagi, bisa terdeteksi dan bisa cepat dilakukan penanganan. Griska juga menegaskan, setiap jenis kanker memiliki obat yang berbeda-beda.
"Misalnya kanker payudara, kita tentukan dulu ini sudah di stadium berapa. Lalu, kita tentukan reseptor hormonnya apa, apakah hormon estrogennya positif, progesteronnya positif. Lalu, penanda kankernya Her2 itu harus dicek juga,” ucapnya.
Ibaratnya, setiap reseptor hormon itu punya obat yang berbeda dan tingkat kesembuhannya juga berbeda.**