Ibadah Umrah Akan Ikuti Protokol New Normal

Ibadah Umrah Akan Ikuti Protokol New Normal

Iniriau.com, JAKARTA - Pandemi virus corona tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga untuk urusan ibadah terutama perjalanan umrah. Ke depannya, ibadah umrah juga akan mengikuti protokol kesehatan di era new normal jika nanti kembali dibuka.

Wakil Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Indonesia (AMPHURI) Fauzan Kamil, mengatakan bahwa protokol kesehatan tersebut berlaku, karena ibadah umrah juga berkaitan dengan industri perjalanan.

"Meskipun informasi-informasi awal sudah ada bahwa nanti akan mengikuti protokol COVID-19 dengan new normal, jadi memang selama vaksin itu belum ada kemungkinan besar akan ada protokol-protokol kesehatan untuk jemaah umrah," kata Fauzan, saat dihubungi kumparan, Selasa (9/6).

Untuk itu, AMPHURI sendiri sudah menyiapkan beberapa hal terkait protokol kesehatan ibadah umrah dari segala sisi, mulai transportasi hingga akomodasi.

"Kita sekarang juga sedang membangun komunikasi dengan beberapa rumah sakit yang menyediakan rapid test dan hasil tes virus corona sesuai dengan aturan dari
Fauzan juga menambahkan, mungkin akan ada perlengkapan tambahan bagi jemaah, seperti tambahan masker yang sebelum COVID-19 ini tidak masuk dari atribut perlengkapan jemaah. Kemudian hand sanitizer, dan thermo gun untuk pengecekan kesehatan dan seterusnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Nunung Rusmiati. Menurut Rusmiati, ke depannya pasti banyak regulasi protokol kesehatan yang harus dilalui oleh setiap jemaah, seperti melampirkan surat bebas COVID-19.

"Selain melampirkan surat keterangan sehat atau COVID-19, selalu memakai masker, membawa hand sanitizer, memakai sarung tangan sesuai dengan SOP nasional yang ditetapkan," kata Rusmiati.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (KESTHURI), Artha Hanif, mengatakan bahwa pemberlakukan social distancing dan protokol kesehatan baru tersebut tentu akan berdampak pada kenaikan biaya perjalanan ibadah umrah atau haji.

"Apabila keniscayaan untuk menghindari diri dari penularan COVID-19 adalah dengan tetap mengikuti ketentuan protokol kesehatan. Ke depan umrah akan berbiaya cukup mahal, karena tidak ada lagi umrah dengan rombongan besar, seat pesawat dan bus, serta kamar hotel hanya diisi 50 persen," kata Artha.

Walau demikian, hingga saat ini belum ada keputusan apa pun dari Pemerintah Arab Saudi, baik penyelenggaraan haji tahun maupun umrah. Selain itu, menurut Artha, aturan new normal untuk ibadah umrah atau haji masih sangat panjang.

"Kapan umrah mulai dibuka, belum bisa dijawab. Kita akan cermati terlebih dahulu apakah tahun ini Kerajaan Arab Saudi akan tetap menyelenggarakan haji atau tidak. Apabila umrah dibuka setelah haji tahun ini, maka paling cepat umrah akan dibuka September," pungkas Artha.**

Sumber: Kumparan

Berita Lainnya

Index