Iniriau.com, Pekanbaru - Atlet PON Riau telah memasuki pelatda penuh sejak 24 Agustus lalu. Atlet dan pelatih yang bulan depan bakal bertolak ke PON XX Papua ini, benar-benar memanfaatkan waktu pelatda penuh semaksimal mungkin. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau, Bobi Rahman, usai membuka secara resmi pelatda penuh Kontingen PON Riau, di Jotel Labersa Pekanbaru, Rabu pagi (25/8).
"Saya berharap atlet dan pelatih yang tergabung dalam kontingen Riau fokus untuk latihan. Apalagi saat ini situasi dan kondisi semua serba terbatas. Iven olahraga kurang dan try out pun dibatasi. Mudah-mudahan pelatih memiliki strategi pada saat bertanding di Papua yang hanya tinggal 1 bulan lagi," ujar Bobi.
Seluruh sktifitas atlet PON selama pelatda penuh diawasi dengan ketat. Terutama menyangkut prokes yang wajib dipatuhi oleh atlet dan pelatih. Hal ini diungkapkan Plt Ketua KONI Riau, Marjohan Yusuf.
"Memang pelatda penuh saat ini berlangsung dimasa pandemi, tapi kita sudah minta izin sebelumnya dan wajib mematuhi protokol kesehatan Covid-19 5M tersebut," ujar Marjohan.
Tes PCR 2 hari sebelum ke Papua.
"Dua hari sebelum berangkat ke Papua, seluruh kontjngen baik atlet, pelatih serta official wajib ikut test PCR. Klo hasilnya positif sudah pasti tidak berangkat ke PON XX Papua. Jadi saya sangat berharap sekali semuanya bersikap sangat berhati-hati," lanjutnya menjelaskan.
Selain itu Marjohan juga meminta atlet tetap menjaga kebersamaan dan kekompakan Kontingen PON Riau yang akan bertanding di Papua nanti.
"Saya meminta kontingen kita bisa menjaga kekompakan dan kebersamaan selama di PON nanti. Kita kan membawa nama dan marwah daerah. Jadilah atlet yang bisa dibanggakan masyarakat Riau."
Pada PON XX Papua ini, kontingen atlet Riau yang berangkat sebanyak 250 orang, yang terdiri dari 176 atlet, 56 pelatih Dan 18 official. Sementara selama TC berjalan dan penuh ini, latihan 18 cabang olahraga dipusatkan di Pekanbaru. Sedangkan 11 cabang olahraga lagi tersebar di beberapa kabupaten, sesuai venue yang ada di daerah. Seharusnya, pelatda penuh dilaksanakan selama dua bulan, tetapi hanya bisa dilaksanakan satu bulan saja karena pandemi Covid-19.**
