iniriau.com, PEKANBARU- Beberapa waktu terakhir terjadi kenaikan harga sejumlah kebutuhan harian di Pekanbaru. Kenaikan harga sejumlah komoditas harian tersebut, menjadi perhatian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DPP) Kota Pekanbaru dan tim inflasi daerah Kota Pekanbaru. Tim inflasi mengaku akan berupaya mencari solusi naiknya harga sejumlah komunitas pangan tersebut.
"Kenaikan harga kebutuhan harian ini menjadi perhatian. Kami akan melakukan koordinasi bersama bulog dan daerah penghasil," jelas Kepala DPP Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, Selasa (16/11).
Kepala DPP menilai ada oknum tidak bertanggungjawab melakukan spekulan atau penimbunan yang menyebabkan kenaikan harga komoditi pangan. Hal ini disimpulkan setelah DPP melakukan pemeriksaan di sejumlah titik gudang penyimpanan pangan.
Ingot mengakui, harga sejumlah bahan pokok di pasaran mengalami kenaikan. Ia menilai kenaikan bahan pokok juga seiring dengan kenaikan barang produksi pangan.
Kondisi ini tentu berdampak pada kenaikan komoditas pangan di pasaran. Harga komoditas pangan yang naik saat ini tidak dapat dikendalikan karena bukan berasal dari Kota Pekanbaru. Rata-rata komoditas pangan di Kota Pekanbaru berasal dari luar daerah. Karena itu kenaikan harga komoditi pangan ini terjadi karena berbagai faktor. Seperti minyak goreng naik diduga karena naiknya jarga bahan bakunya yaitu kelapa sawit.
"Kenaikam bahan kebutuhan jarian karena berbagai faktor. Minyak goreng diduga karena naiknya harga TBS. Sehingga berdampak pada produk turunan sawit seperti minyak goreng.Sedangkan kenaikan harga cabe merah karena faktor cuaca. Saat ini sedang musim penghujan sehingga panen di wilayah penghasil agak terganggu." Tutupnya.
Beberapa waktu terakhir ibu rumah tangga mengeluhkan naiknya harga sejumlah komoditas pangan. Diantaranya yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu minyak goreng yang biasanya berkisar Rp 13 untuk minyak kemasan isi satu liter kini mencapai Rp 19.000 perl liter.**