Ditanya  Bagi-bagi Fulus Proyek IPAL, Ichwanul: Saya No Comment

Ditanya  Bagi-bagi Fulus Proyek IPAL, Ichwanul: Saya No Comment
Warga Soal Proyek IPAL : Entah kapan selesainya, kami sangat dirugikan

Iniriau.com, PEKANBARU  - Adanya isu  "uang aman"  yang dibagikan ke sejumlah pihak dalam proyek IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah )  oleh  Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau Kementerian PUPR, tidak dibantah oleh Kepala Balai, Ichwanul Ihsan.

Saat ditanya tentang "uang aman" tersebut, Ichwanul mengelak, "Tidak mau komentar soal itu, saya keberatan soal itu, yang lain saja komentar nya," ujar Ichwanul Ihsan kepada wartawan iniriau, Astrid Lilisari yang menemuinya di ruang kerjanya, Selasa (23/11).  Namun pria berkacamata ini tidak pula menyampaikan bantahannya.

Ichwanul mengalihkan fokus pada  penyelesaian proyek IPAL. Ia meminta kesabaran masyarakat yang melintas ruas jalan yang terkena penggalian pemasangan pipa IPAL. Karena proyek ini dibangun untuk kepentingan masyarakat juga.

"Saya berharap masyarakat mengerti karena pemasangan pipa IPAL ini memakan waktu cukup lama. Pengerjaannya mulai awal tahun 2019 dan untuk daerah kecamatan Sukajadi ini, Desember 2021 ini sudah selesai," jelas Ichwanul.

Ichwanul tidak menyangkal banyak keluhan dari masyarakat yang terkena dampak dari proyek ini."Proyek IPAL ini untuk mengalirkan limbah masyarakat seperti tinja dan limbah rumah tangga lainnya, jadi tidak langsung ke drainase seperti selama ini." Ujar Ichwanul Ihsan.

"Kita pernah melakukan pengalihan jalan, tapi kurang efektif. Saya hanya berharap semua selesai tepat waktu untuk pengerjaan pipa IPAL ini, " lanjutnya menjelaskan. Sumber dana penggalian pipa IPAL ini menurut Ichwanul berasal dari APBN senilai Rp700 milyar.

Makan Korban Lagi

Sementara itu korban terus berjatuhan di areal proyek IPAL. Baru-baru ini sebuah minibus merek toyota kandas di block semen yang menyebabkan radiator mobil tersebut bocor.

Warga Pekanbaru  sudah sering mengeluh dan bertanya kapan penggalian pipa IPAL ini selesai. Para pelaku usaha di daerah Sukajadi Pekanbaru mengaku sangat dirugikan karena tak bisa berjualan akibat akses jalan mereka ditutup.

Salah seorang pemilik kedai kopi di Jl. Mangga "Kopi Awak" Hendra Syarif mengaku sangat dirugikan dan terganggu dengan pengerjaan pipa IPAL tersebut.

"Kami semua yang buka usaha di Jl. Mangga ini merasa sangat tidak nyaman dengan proyek penggalian yang entah kapan selesainya. Omset penjualan kami semua menurun, karena pengunjung malas melintasi jalan yang terkena jalur pembongkaran. Pemerintah tidak memberikan kompensasi apa-apa kepada warga, akibat pembongkaran jalan tersebut," ungkap Hendra di kedai kopinya, Selasa (23/11).

Sementara itu salah seorang warga yang melintasi di daerah Sukajadi, Azwar mengungkapkan, pengerjaan pipa IPAL sangat mengganggu aktifitas  masyarakat.

"Pengerjaan pipa IPAL ini sangat mengganggu. Sudah banyak kendaraan warga yang rusak dan terjebak di sini. Dan saat pada pihak kontraktor klaim sangat sulit," Santi, ketika mobilnya penyok akibat terpuruk di area pengerjaan jalan. "Minta ganti ruginya susah, lama dan berbelut-belit," ujar wanita 50 tahun ini.

Tetapi jangankan berhenti, proyek IPAL nampaknya akan berlanjut terus. Tahun depan, lokasi pemasangan pipa IPAL akan dimulai lagi di Jl. Jendral Sudirman, dekat jembatan Siak IV sampai ke daerah Rejosari, Tenayan Raya.

Dirangkum dari berbagai sumber, sejumlah pihak ikut menikmati "uang aman" dalam proyek IPAL ini. Totalnya Rp2 miliar lebih,  diantaranya untuk OKP, LSM,  wartawan, pihak kepolisian, serta aparat pemda.

Berikut rincian Biaya Sosial dan pengamanan dikutip dari siberindo.co yang totalnya Rp2.250.000.000,-,. Untuk OKP dianggarkan 210 unit/bulan, masing-masing Rp750.000,-, jumlah Rp157.500.000,-.  LSM 150 unit/bulan, @Rp750.000,-, jumlah Rp112.500.000,-.

Untuk Wartawan 240 unit/bulan, @Rp750.000,-, jumlah Rp180.000.000,-. Kapos 180 unit/bulan, @Rp750.000,-, jumlah Rp135.000.000,-. Kapolsek 60 unit/bulan, @Rp1.500.000,-, jumlah Rp90.000.000,-. Kapolres 30 unit/bulan, @Rp2.000.000,-, jumlah Rp60.000.000,-. Kapolda 30 unit/bulan, @Rp5.000.000,-, jumlah Rp150.000.000,-. Aparat Standby Batalion 90 unit/bulan, @Rp5.000.000,-, jumlah Rp450.000.000,-. Aparat Standby PM/Brimob 60 unit/bulan, @Rp3.000.000,-, jumlah Rp180.000.000,-. Kejaksaan 30 unit/bulan, @Rp5.000.000,-, jumlah Rp150.000.000,-.

Lurah, Camat 300 unit/bulan, @Rp500.000,-, jumlah Rp150.000.000,-. Sosialisasi Masyarakat 30 unit/bulan, @Rp750.000,-, jumlah Rp225.000.000,-. Kompensasi Masyarakat 50 kejadian, @Rp3.000.000,-, jumlah Rp150.000.000,-. Sumbangan Tempat Ibadah 30 unit/bulan, @Rp2.000.000,-, jumlah Rp60.000.000,-. **

Berita Lainnya

Index