Kado Pahit Hari Anak Nasional, Seorang Anak Korban Bullying Tewas Depresi

Kado Pahit Hari Anak Nasional, Seorang Anak Korban Bullying Tewas Depresi
Kuburan bocah korban bullying di Tasikmalaya (foto: internet)

iniriau.com, JAKARTA - Menjelang peringatan  Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2022, terjadi peristiwa pahit pada seorang anak bangsa.  Seorang bocah 11 tahun yang masih bersekolah di kelas 5 SD di Tasikmalaya meninggal dunia lantaran depresi.

Pasalnya bocah malang itu menjadi korban perundungan teman-temannya sendiri dan dipaksa setubuhi kucing dan videonya disebar ke media sosial hingga viral. Hal ini membuat korban mengalami Depresi berat hingga akhirnya meninggal dunia.

Sebelum meninggal dunia, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit SMC Tasikmalaya pada Jumat (15/7/2022), namun nahas pada Minggu malam (4/7/2022) korban meninggall dunia.  

Peristiwa ini menjadi kado pahit pada Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2022 ini. Pasalnya dengan adanya peristiwa perundungan yang menyebabkan kematian telah merengut hak anak. Dimana hak anak berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak PBB ada empat macam. Yaitu hak kelangsubgan hidup, hak perlindungan, hak tumbuh kembang dan terakhir hak berpartisipasi.

Kasus perlindungan pada bocah berusia 11 tahun ini menjadi perhatian berbagai pihak. Bahkan hingga kini sebanyak 15 saksi diperiksa atau dimintai keterangan terkait dugaan anak SD korban bullying atau perundangan yang meninggal akibat depresi usai videonya yang dipaksa menyetubuhi kucing viral.  

Mereka diperiksa Perlindungan Perempuan dan Anak dari Direktorat Reserse Kriminal Umum. 

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo di Mapolda Jabar, mengatakan 15 orang telah dimintai keterangan, termasuk keluarga korban.

Ibrahim mengatakan, saat ini polisi masih harus memperjelas kebenaran dari penyebab kematian anak tersebut.

Tim yang diterjunkan terus melakukan penelitian baik dari video yang beredar di media sosial, maupun dari keterangan saksi di tempat kejadian perkara.

"Ini yang perlu kita lakukan pendalaman, dan memang ada beberapa opini yang terbentuk dengan adanya bully tersebut di mana akhirnya korban meninggal dunia. Ini perlu kita perjelas semua supaya kita bisa memahami apakah kejadian bullying-nya ini yang menyebabkan kematian, ini kan masih menjadi pertanyaan," ucap Ibrahim, seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (22/7/2022).

Mengingat kasus perundungan ini melibatkan anak-anak, polisi sangat berhati-hati melakukan langkah pendalaman kasus tersebut.

Meski kasus ini belum dilaporkan pihak keluaraga, namun pihak kepolisian terus melakukan pendalaman.**

Berita Lainnya

Index