Iniriau.com, Kuansing - Perseteruan Kapala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT ) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Abriman dengan Anggota dewan perwakilan rakyat, Aldiko Putra semakin memanas saja, pasca penangkapan alat berat milik warga oleh pihak KPH.
Penasehat hukum masing-masing kubu saling tuding dan bantah.
Penasehat hukum Aldiko Putra, Citra Abdillah SH misalnya, ia membantah tudingan kubu KPH bahwa alat berat yang ditangkap Sabtu (13/5) adalah milik keluarga dari Aldiko Putra.
Menurut Abdi, tudingan itu tidak benar. Karena yang di bela Aldiko adalah masyarakat pemilik kebun karet.
"Klien saya Aldiko hanya ingin membela masyarakat pemilik kebun karet. Sebagai anggota dewan dia harus berpihak pada petani yang hanya ingin mengelola beberapa hektar kebun saja," terang Citra Abdillah.
Di sisi lain Penasehat Hukum Kepala UPT KPH Singingi, Rizki JP. Poliang, SH MH, yakin alat berat tersebut milik keluarga Aldiko yang sehari-hari adalah anggota DPRD Kuansing.
"Jika alat berat tersebut bukan milik keluarganya atau setidaknya milik perusahaan keluarganya, mengapa Aldiko Putra melakukan intimidasi kepada klien saya Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), saat ia hendak mengevakuasi alat berat tersebut," tanya Rizki.
Menurut Rizki, ia bukan asal bicara karena hal tersebut berdasarkan keterangan operator dan helper alat berat usai diamankan, Sabtu (12/5/23) pekan lalu.
"Saya bicara berdasarkan pengakuan dari operator dan helper alat berat yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan pihak UPT KPH Singingi. Selain Efri, nama Kasasi selaku orang tua Aldiko juga disebut-sebut ikut terlibat," Tutup Rizki.
Seperti diberitakan sebelumnya, perseteruan antara Kepala UPT KPH Kuansing dengan Aldiko yang juga anggota DPRD Kuansing berawal saat pihak KPH melakukan penangkapan sebuah alat berat, Sabtu lalu. Aldiko memprotes penangkapan itu dan menuding Kepala UPT KPH, Abriman tidak profesional dan tebang pilih.*
.jpeg)