iniriau.com, SUMBAR - Sebuah kecelakaan tragis menimpa bus Antar Lintas Sumatera (ALS) saat melintasi jalan menurun menuju Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Bus berpenumpang 33 orang itu terguling setelah mengalami rem blong, mengakibatkan 12 penumpang tewas dan 23 lainnya luka-luka.
Bus Mercedes-Benz berpelat B-7512-FGA tersebut melaju dari arah Bukittinggi menuju Padang Panjang. Saat tiba di Simpang MTsN, sistem pengereman kendaraan diduga gagal total. Sang sopir, Muhammad Seu Sibuan (50), berusaha mengendalikan laju bus hingga mencapai simpang Terminal Busur, namun upaya itu tak membuahkan hasil.
"Bus sempat melaju tak terkendali sebelum akhirnya menghantam pagar rumah warga dan terguling ke sisi kiri jalan," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, Kombes Reza Chairul Akbar Sidiq, dalam keterangannya kepada media.
Korban Jiwa dan Luka-luka
Sebanyak 12 penumpang dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian dan saat dalam perawatan. Mereka terdiri dari dewasa hingga balita. Sementara itu, 23 korban lainnya mengalami luka-luka, baik ringan maupun berat, termasuk di antaranya sopir dan dua orang kernet bus.
Daftar korban meninggal dunia sebagai beikut, Atas Silaen (30), Aryudi (38), Nurul Mayasari (30), Meleaki Sinaga (74), Desrita Nainggolan (50), Romaida Sitanggang (74) dan Karmina Gultom (74). Kemudian Etrick Gustaf Wenas (26), Sri Rejeki (38), Rema Andini Pane (1,5), Naufal Rehan Pane (6), dan Riski Agustini Lubis (32).
Identitas penumpang korban luka-luka, yaitu, Fitri Lia Lestari (24) M. Alby Nurosyid, Fahrudin Tanjung (46), Ikbal Farabi, Arkana Algazali, Akil Zayan Farabi, M. Jasa Lubis (70), Ali Bahri Pasaribu dan Japidoli Lubis. Kemudian Elida Lubis, Sakti, Sapriani Lubis, Ronal Maunurun, Mario Rensus Purhasip, Siti Rahayu, Ratna Lubis, Desmon Lumban Gaol dan Fadillah (24).
Sedangkan identitas awak bus, Muhammad Seu Sibuan (50) – sopir, Zulhanuar (44) – sopir cadangan, Feri Sanan (32) – kernet dan Putra Irwandi (34) – kernet
Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan investigasi lebih lanjut terkait kondisi kendaraan serta prosedur keselamatan yang diterapkan oleh perusahaan otobus.
“Kami masih mendalami penyebab teknis dan mengecek kelayakan kendaraan serta riwayat perawatannya,” ungkap Reza menambahkan.**