Selatpanjang, iniriau.com-Challenge atau tantangan sayat tangan membahayakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kepulauan Meranti minta sekolah waspadai perilaku siswa.
Berbagai challenge kini banyak tersebar di media sosial, dan ini banyak dilakukan masyarakat Indonesia khususnya remaja.
Proses melakukan tantangan itu divideokan dengan menggunakan smartphone dan kemudian diungga ke berbagai media sosial (medsos).
Challenge ini ada yang positif dan ada yang negatif bahkan membayakan, dan satu challenge yang negatif seperti yang terjadi di sebuah sekolah di Pekanbaru yang puluhan siswa perempuannya menyayat tangan.
Perilaku menyayat tangan yang dilakukan puluhan murid salah satu SMPN di Pekanbaru yang terjadi beberapa hari lalu membahayakan sehingga membuat Disdikbud Kepulauan Meranti khawatir.
Disdikbud Meranti mengimbau seluruh sekolah di Kepulauan Meranti memperketat pengawasan perilaku siswanya masing-masing.
"Jangan sampai challange tak bermanfaat di medsos menimbulkan korban dari pelajar di Meranti. Ini sangat berbahaya," ujar Kabid Dikdas Disdikbud Kabupaten Kepulauan Meranti, Syafrizal, Selasa (1/10/2018).
Ketimbang menanggapi tantangan yang tak bermanfaat, Syafrizal menyarankan agar murid-murid lebih tertantang dengan hal-hal yang positif dalam meningkatkan prestasi di sekolah.
Syafrizal juga meminta kepada sekolah agar melarang murid-muridnya membawa gawai ke sekolah.
Sebab, challenge sayat tangan tersebut disebarluaskan melalui medsos yang diinstal di gawai.
"Orangtua murid juga harus turut mengawasi anaknya dalam menggunakan medsos," ujarnya. (irc/tpc)