.jpeg)
iniriau.com, Pekanbaru – Penangkapan mahasiswa Universitas Riau (Unri), Khariq Anhar, di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (29/8/2025) masih menjadi sorotan. Gubernur Riau Abdul Wahid mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi terkait hal tersebut.
“Saya sendiri belum menerima laporan detail,” kata Abdul Wahid, Sabtu (30/8/2025).
Meski begitu, ia memastikan akan segera berkoordinasi dengan pihak kampus maupun instansi terkait.
“Kami akan berkomunikasi dengan Rektor Unri. Kalau ada mahasiswa Riau yang berurusan dengan hukum di Jakarta, tentu kita ingin mengetahui persoalannya dan perkembangan proses hukumnya,” ujarnya.
Abdul Wahid menilai mahasiswa harus dipandang sebagai generasi penerus bangsa. Karena itu, setiap persoalan yang melibatkan mereka sebaiknya dilihat dengan bijak.
“Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan. Kalau ada kesalahan yang masih bisa dibina, jangan langsung dihakimi. Mereka harus diberi ruang untuk memperbaiki diri,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur LBH Pekanbaru, Andri Alatas, membenarkan penangkapan Khariq yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Fakultas Pertanian Unri.
“Dari informasi yang kami dapat, Khariq diamankan di Terminal I Soekarno-Hatta sekitar pukul delapan pagi saat hendak pulang ke Pekanbaru. Rekan kami di Jakarta menyampaikan bahwa statusnya kini sudah tersangka,” ungkap Andri.
LBH Pekanbaru memastikan akan terus mendampingi Khariq dalam proses hukum.
“Sejak awal kami sudah melakukan pendampingan. Fokus kami memastikan hak-hak Khariq sebagai warga negara tetap terlindungi,” tambahnya.
Khariq diketahui dijerat dengan dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ia kini ditahan di Polda Metro Jaya. Sebelum ditahan, ia sempat memberi kabar kepada YLBHI Pekanbaru melalui telepon milik polisi, setelah ponselnya disita aparat.**
.jpeg)
