.jpeg)
iniriau.com, Pekanbaru — Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Datuk H Seri Raja Marjohan Yusuf, menyampaikan keprihatinan mendalam atas operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, termasuk Gubernur Abdul Wahid.
Menurutnya, kejadian ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan introspeksi dan memperkuat kembali nilai-nilai kejujuran serta amanah dalam menjalankan tanggung jawab publik.
“Musibah ini jangan kita tanggapi dengan amarah atau saling menyalahkan. Justru jadikan peristiwa ini sebagai cermin agar kita semua lebih berhati-hati dan memperbaiki diri,” ujar Datuk Seri Raja Marjohan di Pekanbaru, Rabu (5/11/2025).
Ia mengimbau masyarakat Riau untuk tidak mudah terbawa arus opini negatif. Sebaliknya, kata dia, masyarakat perlu tetap kompak mengawasi jalannya pemerintahan tanpa menebar prasangka.
“Kita perlu menjaga marwah negeri ini dengan kebersamaan. Jangan biarkan perbedaan pendapat memecah persaudaraan. Yang penting sekarang, kita belajar dan bangkit,” tuturnya.
Raja Marjohan juga berharap pelaksana tugas Gubernur Riau, SF Hariyanto, mampu melanjutkan roda pemerintahan dengan bijak dan fokus pada kesejahteraan rakyat.
“Pemimpin itu bukan sekadar duduk di kursi, tapi menakhodai kapal agar tidak karam. Semoga kepemimpinan ke depan bisa membawa kapal besar bernama Riau ini berlayar lebih tenang dan selamat sampai tujuan,” ucapnya penuh harap.
Ia menutup pesannya dengan ungkapan adat yang sarat makna, menggambarkan bagaimana seorang pemimpin sejati harus bersikap rendah hati namun tegas dalam memimpin.
“Pemimpin yang bijak tahu kapan menunduk dan kapan berdiri tegak. Ia tidak jauh dari rakyatnya, tapi tetap dihormati karena kebijaksanaannya,” pungkasnya.**
.jpeg)
.jpeg)
