Selatpanjang, iniriau.com-Wakil Bupati Meranti Said Hasyim menjadi Pembina Upacara pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-90 tahun 2018. Upacara dipusatkan di halaman Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Senin (29/102018).
Membacakan pidato Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Imam Nahrowi, Said Hasyim mengungkapkan pentingnya membangun jiwa kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang mampu berkiprah pada zamannya, merawat kebhinekaan, dan tetap teguh mempertahankan NKRI.
Menurutnya, seiring akan digelarnya pesta Demokrasi Indonesia Tahun 2019 mendatang, sangat diperlukan partisipasi aktif, peran penting dan tanggung jawab pemuda dalam menyukseskan pesta demokrasi sekali dalam 5 tahun tersebut. Hindari gesekan-gesekan yang melemahkan persatuan. Pemuda harus mampu keluar dari jebakan primordialisme. Pemuda harus bangkit dengan hal-hal positif dan kreatif.
"Wahai pemuda Indonesia, dunia menunggumu, berjuanglah, lahirkanlah ide-ide, gagasan, tekad, dan cita-cita. Pengorbananmu tidak akan pernah sia-sia dalam mengubah dunia. Ayo, bangun pemuda satukan Indonesia," ujar Said.
Lebih jauh disampaikan Wakil Bupati, Pemuda sebagai harapan bangsa diingatkan untuk senantiasa menjaga sikap moral dan kepribadian, terutama dalam menyikapi perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), yang mulai marak di Meranti.
Said berharap pemuda Meranti menjauhi perilaku dari kelompok ini. Karena bertentangan dengan ajaran agama dan adat budaya Melayu yang kental dengan nuansa Islami.
"LGBT merupakan kelakuan yang tidak senonoh dan dilarang agama. Saya ingatkan kepada para pemuda dan orang tua untuk menjauhinya apalagi sampai menggabungkan diri dalam kelompok LGBT yang mulai marak di Meranti," ucap Said mengingatkan.
Said tak ingin negeri Meranti yang sudah baik saat ini dilaknat oleh Allah akibat perilaku LGBT yang semakin merebak.
Untuk mengantisipasi merebaknya LGBT di Meranti, Said kembali mengimbau peran aktif orang tua, guru dan pribadi remaja sendiri untuk selalu menjaga prilaku. LGBT cukup berbahaya dan susah dideteksi, merupakan penyakit yang berhubungan dengan prilaku manusia. Jika penyakit cacar bisa dilihat tapi kalau LGBT amat susah dideteksi.
Said juga meminta peran aktif sekolah melalui guru dan kepala sekolah untuk mengawasi siswanya. Salah satunya dengan melakukan razia HP siswa. Jika ditemukan hal yang menyimpang dapat segera dikomunikasikan dengan wali murid, sehingga siswa yang bersangkutan tidak terjerumus lebih jauh.
"Jangan berikan tempat untuk LGBT, perilaku ini harus dihilangkan," pungkasnya. (irc/hrc)
Tidak Ada Tempat untuk LGBT di Meranti
Redaksi
Selasa, 00 0000 - 00:00:00 WIB

Pilihan Redaksi
IndexSemarakkan HUT ke-24, Demokrat Pekanbaru Gelar Turnamen Voli
Pagar Ditutup, Kantor DPRD Pekanbaru Dijaga Ketat TNI
Rapat Evaluasi, BK DPRD Pekanbaru Bahas Absensi Anggota Dewan
Lestarikan Budaya Melayu, LAM Pekanbaru Dukung Kebijakan Wako Soal Outer Baju Melayu
4 Bulan, Pelajar Berprestasi NASA Bakal Magang di UMRI
Tulis Komentar
IndexBerita Lainnya
Index Meranti
Mulai September, Tarif Masuk Pelabuhan Tanjung Harapan Naik Dua Kali Lipat
Rabu, 20 Agustus 2025 - 21:10:00 Wib Meranti
Sekda Meranti Minta Pemprov Riau Aktifkan Lagi Perdagangan Lintas Batas
Selasa, 01 Juli 2025 - 11:50:44 Wib Meranti
Langkah Cepat Cegah Kebakaran, Meranti Tetapkan Status Siaga Karhutla
Kamis, 24 April 2025 - 09:19:19 Wib Meranti
Bansos Meranti Dituding Fiktif, Inspektorat: Belum Ada Rekomendasi Pengembalian Dana
Jumat, 14 Februari 2025 - 08:37:03 Wib Meranti