Riau Rawan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Ajak Media Berperan Dalam Pengawasan

Riau Rawan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Ajak Media Berperan Dalam Pengawasan
Badan Pengawas Pemilu Riau menggelar sosialisasi Pengawasan Pemilu 2019

Iniriau.com, Pekanbaru- Badan Pengawas Pemilu Riau menggelar sosialisasi Pengawasan Pemilu 2019, guna saling mensinergikan pengawasan antara Bawaslu dengan media massa untuk mewujudkan pesta demokrasi yang berintegritas.

"Riau ini ternyata sangat rawan dalam pelanggaran aturan pemilu. Sehingga ini menjadi fokus kita. Kita mengajak media saling mendukung untuk memuwujudkan pemilu yang berintegritas," papar Ketua Bawaslu Riau Rusidi Rusdan di Pekanbaru, Kamis.

Kegiatan dibuka langsung Ketua Bawaslu Riau dan dihadiri sejumlah narasumber. Rusidi mengungkapkan bahwa saat ini, Bawaslu Riau memfokuskan diri pada tiga penyakit demokrasi. Pertama Money politik, netralitas aparat pemerintahan dan  ujaran kebencian (hoaks). 

"Money politik sangat merusak demokrasi. Mari kita jadikan musuh bersama," ujar Rusidi.

"Sedangkan untuk ujaran kebencian, penyebaran hoaks dan sara, tambah Rusidi, Bawaslu sangat concern untuk di Riau. Karena Riau menjadi salah satu tittik rawan terjadinya ujaran kebencian, penyebaran berita hoaks dan sara," paparnya.

Dia menambahkan, untuk netralitas ASN, tambahnya, saat 11 kepala daerah kemarin sengaja kita blow up agar menjadi contoh. Karena sebagai kepala pemerintahan menjadi contoh seluruh ASN agar terjaga netralitasnya.

Menurut Rusidi, mengapa sosialisasi pengawasan pemilu 2019 di gelar untuk awak media, karena menurutnya, Bawaslu sangat erat hubungannya dengan media. Karena salah satu tugas media dan Bawaslu sama, yaitu pengawasan.

"Bawaslu dan media saling mendukung dalam kinerjanya. Hal itu dibuktikan saat kasus 11 kepala daerah mendukung salah satu capres. Informasi awal Bawaslu adalah dari pemberitaan media massa," terangnya.

Dia berharap, kedepannya, antara Bawaslu Riau dengan media semakin erat dalam menjalankan fungsinya.

Berita Lainnya

Index