Iniriau.com - Almarhum Yusuf Supendi, pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menjadi calon anggota legislatif (caleg) PDI Perjuangan, ternyata meninggalkan wasiat sebelum meninggal dunia pada 3 Agustus 2018 lalu. Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Wasekjen PDIP yang juga Ketua MPR RI, Ahmad Basarah, dengan putri Yusuf, Azmah Shoobiroh, Selasa (27/11).
Menurut Basarah, Di dalam pertemuan itu, dirinya dan Azmah membuka banyak kenangan terhadap sosok almarhum KH Yusuf Supendi tersebut. Termasuk dengan melihat 12 bagian rekaman video almarhum, sebelum wafatnya.
"Di rekaman itu, almarhum Yusuf menyampaikan sikap-sikapnya dengan pemikiran yang jernih. Menggambarkan capaian kebijaksanaan yang sempurna. Testimoni KH Yusuf Supendi secara khusus sudah kami upload di Youtube, sesuai dengan pesan almarhum pada saat wawancara dilakukan, hanya beberapa hari sebelum beliau wafat," ucap Basarah kepada Liputan6.com, Rabu (28/11).
Sementara itu, Azmah sendiri menyatakan bahwa selama ini dirinya mendampingi sang ayah. Dan di saat-saat akhir hidupnya, almarhum banyak bercerita soal alasannya bergabung ke PDI Perjuangan. Ternyata, Yusuf ingin berdakwah di partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu.
"Beliau banyak menceritakan ke saya mengapa bergabung ke PDI Perjuangan. Almarhum benar-benar ingin berdakwah di Kandang Banteng. Sikap almarhum tersebut setelah melalui kajian yang lama, dan kebetulan sahabat-sahabat beliau juga banyak berasal dari PDI Perjuangan," ungkap Azmah.
Wafatnya Yusuf membuat PDIP harus mengganti posisi lowong di daftar calegnya. Dan penggantinya adalah putri kandungnya sendiri, yakni Azmah. Dia menjadi caleg PDIP dengan daerah pemilihan Kabupaten Bogor, di nomor urut 2.
"Upaya almarhum Abi, untuk berdakwah di Kandang Banteng, saya teruskan. Dan saya melihat sendiri, tuduhan bahwa PDI Perjuangan menjaga jarak dengan Islam sama sekali tidak benar dan hanya merupakan fitnah yang keji," kata Azmah.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih. Karena ternyata, menjadi caleg PDI Perjuangan memang dipersiapkan dengan baik melalui Sekolah Partai.
"Dimana ideologi Pancasila dan strategi pemenangan pemilu diajarkan dengan cara gotong royong dan bermartabat," pungkas Azmah. (irc)
Sumber: Liputan6.com