Iniriau.com, PEKANBARU - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo dan Gubernur Riau Syamsuar tinjau Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Pulau Rupat dan daratan Bengkalis lainnya yang banyak terdapat titik api, Senin (4/3/19).
Turut ikut dalam peninjauan dari udara ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Ronny Irianto Moningka, Rektor Universitas Riau Prof Dr Aras Mulyadi, Asisten I Setdaprov Riau Ahmad Syah Harofie, Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Riau Ervin Rizaldi, perwakilan Badan Restorasi Gambut (BRG).
Ada sebanyak tiga helikopter membawa Kepala BNPB, Gubernur Riau beserta rombongan. Heli yang digunakan antara lain satu unit heli puma milik TNI AU, bell 214 bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) serta satu unit lagi heli dari kepolisian.
Sebelum melakukan pemantauan Karhutla dari udara, terlebih dahulu dilakukan kegiatan pembukaan pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau pun tekhnologi hujan buatan di Posko Karhutla Lanud Roesmin Nurjadin. Meski begitu, untuk kegiatan modifikasi cuaca ini sendiri, sudah mulai dilakukan beberapa kali pekan lalu.
"Modifikasi cuaca ini kalau bisa dikembangkan terus menjelang musim kemarau panjang atau disebut elnino. Kalau kita bisa lebih siap, tentu Karhutla di Riau ini bisa kita lakukan antisipasi sebelum meluas," kata Doni.
Menurut Doni, pentingnya langkah antisipasi melalui kegiatan TMC tersebut, untuk mencegah meluasnya Karhutla yang saat ini sudah terjadi di Bengkalis, Dumai dan Meranti. Selain ketiga daerah itu, Karhutla yang mulai terjadi di Pelalawan juga saat ini sudah mulai jadi perhatian.
"Kalau kita lebih awal siaga seperti ini, pemerintah juga tak perlu menghabiskan dana lebih besar lagi untuk membiayai pemadaman Karhutla," ungkap Doni. (jri)